Rabu, 24 Desember 2014

Pendekar Tongkat Emas, Film Genre Baru Penutup Akhir Tahun 2014

Dikarenakan konsep dan tema film Pendekaran Tongkat Emas oleh Mira Lesmana film adalah film genre baru, kolosal persilatan, yang digarap dengan apik, saya memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)mengikuti gaya penuturan percakapan di film tersebut. Saya memikirkan bahwa menarik juga menulis dengan gaya yang sangat EYD jaman persilatan namun tetap menarik untuk dibaca. Saya menjadi teringat akan film Misteri Gunung Merapi sebelum menonton film ini, karena saya dulu penggemar film seri Misteri Gunung Merapi (sebelum film tersebut menjadi terlalu dipanjang-panjangkan episodenya). Tentu saja eksekusi film Pendekar Tongkat Emas dikemas lebih apik dan halus pengemasannya berhubung akan ditayangkan di layar lebar.

Review Film Pendekar Tongkat Emas

Foto dari mbah google

Apa yang akan terjadi jika empat murid (Biru, Gerhana, Dara, dan Angin) yang dibesarkan bersama-sama oleh Guru Cempaka (Christine Hakim) harus saling bertarung memperebutkan Tongkat Emas milik Sang Guru? Biru (Reza Rahadian) berkomplot dengan Gerhana (Tara Basro) kemudian menghasut perguruan Sayap Merah untuk turut mengejar Dara (Eva Celia) dan Angin (Aria Kusumah) yang membawa lari Tongkat Emas. Dara dan Angin ditemukan oleh Elang (Nicholas Saputra) yang menolong mereka saat keadaan mereka telah sekarat. Lantas bagaimana nasib Dara dan Angin saat mereka sedang menjadi buronan namun harus mencari Naga Putih untuk mempelajari jurus Tongkat Emas Melingkar Bumi? Bagaimana kelanjutannya? Bagaimana kelanjutannya? Lekas kalian semua menonton saja kelanjutannya di bioskop-bioskop kesayangan kalian.

Sebagai seorang penonton dan penikmat film, saya berkesimpulan bahwa, pertama:
Opening film Pendekar Tongkat Emas ini sungguh sempurna dari segi suara dan visual. Suara Christine Hakim yang begitu matang dan berkarakter telah muncul di awal film beserta suguhan visual yang apik. Pemicu konflik besarnya telah dijabarkan dengan samar-samar pada openingnya. Memelihara empat anak macan. Sungguh sebenarnya memelihara anak macan adalah bukan tindakan bijak, tetapi tetap saja Cempaka memeliharanya. Opening yang menggelitik dan menimbulkan rasa penasaran karena Cempaka tetap mempertahankan untuk memelihara anak macan tersebut hingga mereka tumbuh besar dan siap untuk meneruskan ilmu silat Cempaka.

Dari segi lokasi dan teknik pengambilan gambar, padang rumput Sumba yang menjadi lokasi utamanya benar-benar terekspos sisi eksotisnya. Bahkan ketika saya melihat padang rumput yang bergunung-gunung, sempat sekelebat film the Hobbit muncul di benak saya. Pengambilan lokasi syuting film The Hobbit kebanyakan di studio, untuk kebutuhan gambar gunung, menara, lembah, dan gua tentu saja menggunakan permainan komputer. Sedangkan dalam pembuatan film Pendekar Tongkat Emas, mereka benar-benar turun ke lokasi dataran padang rumput Sumba. Dan sedikit terpikir oleh saya untuk tidak percaya, apakah ini benar-benar Sumba-Indonesia? Apakah gundukan tanah di padang rumput tersebut adalah efek komputer saja (saya menyebutnya copy paste gundukan tanah). Indah sekali!

Selanjutnya kedua,

Selasa, 23 September 2014

Failasufa Berbudi Baik Sekali

Calon Oil Painting sayah! Judulnya: The Collector
| Failasufa Karima A.N.
Pada suatu masa sepasang sejoli sedang dipadu bermesra di pinggir sawah sore hari. Terkadang angin sepoi-sepoi mengganggu mereka sedikit.
Herman dan Kancutnya
Tatkala seekor burung prenjak membuang tai di atas bahu si Lelaki, percakapan kedua sejoli tersebut telah pecah!
“Kamu itu ruwet! Mbok sekali-sekali simpel kayak cawat! Nyaman dan mudah dipakai. Andaikan kotor tinggal cuci!” sentak si Lelaki sebal seraya memagut-magutkan kepalanya ke telapak tangannya seperti burung dara mencocok biji jagung. Maka sang wanita jengkel pula lantas menjawab, “Iya. Seumpama bolong juga bisa diganti! Saya tidak mau sampean ada kesempatan untuk mengganti saya. Oleh karena itu, saya tidak mau disejajarkan dengan kancut sampean!”
“Halah. Terlalu serius kamu itu menanggapi omongan saya. Saya ini seorang gentleman, ambil satu tidak akan ganti dengan yang lain.” Si Lekaki mengelak.
“Bohong. Wong kancut sampean bukan GT Man!” Sang wanita menangkis elakan.
“Iya. Memang bukan. Cawat saya Rider.” Akhirnya si Lelaki pun mengaku.
“Rider itu apanya Kamen Rider?” Dan pertandingan ping-pong adu mulut kian tak karuan.
“Ga eruh dek! Sudah, kamu ganti nama sajalah! Biar saya mudah melafalkan namamu. Kalau mudah melafalkan namamu, pasti saya lekas mengawinimu.” Si lelaki melambungkan umpan.
“Mbahmu mas!” Lantas Si lelaki mendapatkan smash tajam dari Sang Wanita.
Lantas si lelaki megap-megap, “Sebentar toh... belum apa-apa sudah ngamuk. Saya belum selesai mengutarakan perihal sangat serius mengenai penggantian namamu,” jelas si Lelaki perlahan dan menjaga intonasi tetap kalem. “Penggantian ini akan mencuatkan keuntungan-keuntungan yang mungkin tidak kamu sadari. Satu, sudah saya katakan sebelumnya bahwa saya akan mudah melafalkan namamu andaikata namamu lebih simpel lantas kita cepat kawin. Kamu tahu toh aturan ijab qabul yang mengatakan bahwa sang mempelai pria, yaitu saya sendiri, yang dibebani hafalan nama kalian, sang mempelai wanita dan bapak mempelai wanita, menjadikan ijab qabul merupakan tugas berat!” Ditegapkannya badan kekarnya dan ia tatap wanita yang matanya sudah nampak seperti bola bekel siap memantul-mantul. Lanjutnya, “Dua, agar kamu menjadi lebih simpel seketika itu juga dengan namamu telah diubah menjadi lebih simpel dan tidak seruwet sekarang ini. Tiga... belum terpikirakan keuntungan ketiga dan ke empat dan selanjutnya.”
“Salah! Tiga... kamu itu bisu! Jadi tidak akan bisa mengucapkan nama lengkap saya semudah apapun bentuk nama itu. Empat... saya belum ingin kawin, serius! Dan sampean, mas Herman Tercinta, sudah tau itu dari dulu!” Sang wanita kembali menyemash tajam!

Jumat, 19 September 2014

Way to Propose

E: "What do you expect from a woman?"
W: "A tree in her."
E: "Why?"
W: "A seed can be fertilized and grow to be a tree."
E: "Then i shall grow a tree on me."
W: "So, lets see."

Here we go...

E had plant a seed on her head and it grew be a little tree. 
And W: "Would you like to be my tree in a vow, My little E?"


My doodle with gouache water colouring... Floating my fingers.

Rabu, 03 September 2014

Arrrghhhh

I've learned something today.
I has been painting "The Dancer And The Owl" til now, not finished yet.
It's become arrrrgggghhh.... just because, i was too serious about the colour.
I'm not too familiar with planning or border on coloring.
I mean, i am spontaneous person.


Haaaahh kesel ngomong basa enggres, sok enggres.
Jadi gini, seminggu sebelum saya nggambar, saya kasihin sketsa ke Ajeng. Dan kemudian ada request dari Ajeng, "coba kamu nggambar pake dua warna aja, misal biru sama kuning doang dan gradasinya."
Nah ini jadi semacam tantangan.
Saya tandangilah...
Saya berpikir, eh malah terlalu banyak mikir. Habis ini warna apa-warna apa ya?
Padahal sebelumnya saya kalo mewarnai ya asal gesrek aja, sruduk, ga pake mikir. Dan jadi!
Inilah... Akhirnya saya pusing terlalu banyak mikir. Yang akhirnya saya stress sendiri.
Padahal kan yang namanya menggambar itu ga bikin stress. Just be yourself if you wanna have a beautiful painting. Ikuti kata hatimu kalo kata Rohib.

SUSU




Aku tau itu susu... Susu yang begitu indah. Semua orang suka susu. Termasuk aku. Susu yang begitu indah...


Menyusulah hai manusia... Jangan bunuh diri... Masih banyak susu-susu indah di dunia ini. Kau tak menginginkannya kah? Aku saja ingin. Menyusu.


Susu.

Selasa, 02 September 2014

Why Are You Still Single?

"Why are you still single?
Right side of sandals is the left side.
Why are you still single?"


"The middle finger is the middle finger for itself. Stand alone. And keep being a middle finger.
If it stands with the other finger, it isn't going to be a middle finger."

read: FUCK!

Jumat, 29 Agustus 2014

Lega Talk

Jadi pertama kali ngerti ada aplikasi legatalk adalah dari postingan twitter @miund. Nah, di situ tampilannya bagus untuk kutipan-kutipan kata pepatatah... Alah, akhirnya saya putuskan download aplikasi tersebut.


Nah, niatnya donlot itu cuma buat curhat ini doang. Sakit banget euy.. Mau ngeblog kok ya kepanjangan, lagi di kantor. Eh yaudah saya simpan dulu aja deh di LegaTalk.


Jadi, ini postingan (atau sampah) pertama saya di LT (LegaTalk)

Dan ini postingan yang kedua,

Jadi begitu. Cuma buat curhat doang. XDDDD


Mau ngeblog kepanjangannnn.... Ini bukan minta dibuahi loh ya. Cuma kesel aja tiap mens hari pertama ampun deh rasanya... Sampe pengen dihamili biar ga sakit gini. Tapi kalo mau minta dihamili, juga mikir-mikir, lah kan buat anak saya gitu. Dipikirkan dong gen-gen kromosom terbaik buat anak saya... Bibit bebet bobotnya. Saya ini udah kurang baik (tapi tetep berusaha jadi baik yang mana susah sekali jadi orang baik) mosok ya saya kudu nyampur sama sperma yang kurang baik juga.. Minim di atas saya lah... Buat perbaikan keturunan. TAPI SPERMA SIAPA HARI GINI buat gabung sama sel telur saya kemudian jadi anak yang sudah saya cintai bahkan sebelum ia lahir.


Oke. Sekian. Tulisan saya ngawur. Tapi... Menssss hari pertama sakit beuddd...


Tentang Kerinduan

Tiap hari, tiap pagi, tiap langkah kaki saya digerakkan oleh kerinduan. Ini baru saya sadari loh, ternyata Itu yang menggerakkan saya tiap hari.
Kerinduan itulah yang mengisi hati saya yang selalu bolong.
Saya informasikan saja ya, hatiku bolong, hatimu juga mungkin bolong.
Oleh karena itu, tiap hari, tiap pagi, tiap langkah kaki selalu mencari mencari mencari kerinduan akan apa saja. Apapun. 
Kerinduan adalah indah.
Kerinduan sendiri adalah Allah.
Memang siapa lagi yang kucari kalau bukan Allah?
Kerinduan akan Allah.
Semua-muanya adalah perjalanan mencari Allah.
Kerinduan akan Allah.


Ini saya dapat wangsit apa di Jumat yang Agung... Ketika para lelaki berjamaah solat jumat di masjid. Saya malah di toilet dan menulis ini.


Ya semoga tentang kerinduan ini saya sadari munculnya tidak hanya tiap Jumat seminggu sekali.


Aaamiiinn... yasalam... 


*tulisan ini saya tulis setelah membaca tulisan dari capturan di bawah ini...


Sabtu, 09 Agustus 2014

JASMIN




Doodle pertama yang saya garap dengan niat via line brush di iphone 4s. Orang yang duduk disebelah saya berkomentar, "kamu nggambar banci ya?" :|


"Wiiihh.. Apik. Tab opo HP? Tab anyar?"

"Haha. HP wae."

"Wiiiihhh cilik kan layare. Telaten."

"Iyo. Kerjaan wong single ngopo meneh nek ora tunyuk-tunyuk hp, browshing sana-sini, dolanan game sana-sini, sonklod-an, nyanyi sana-sini, rekam sana-sini macem-macem sana sinilah. Sendiri memacu kreativitas. Ngirit sisan."

"Alesane single ik. Tapi rapopo. Single produktif ok. Manfaatkan waktu buat berkarya."

"Haha. Ho'oh."

"Cinta-cintaan karo wong ki menguras waktu, pikiran, dan tenaga.
Cinta berkarya ki memberi value pada waktu, mengonversi pikir dan tenaga jadi sesuatu yg bikin bangga. Haha.
#ngemengepeh"

"Embuh yas, kowe ngomong opo. Hahahahaha. Gosok gigi kono."

Batinku: mungkin kowe salah cinta-cintaan karo uwong... Kudune karo tanduran. :))))


Convo chat antara Diaz dan Fela.


"You give me space, i'll give you my heart." Hakprett

Minggu, 03 Agustus 2014

Kejenakaan Wajah Bayi


Tuhan memang sudah mempunyai maksud ketika mencetak wajah bayi dengan begitu imutnya. Maksud yang paling utama adalah ketika bayi-bayi tersebut mipisi setrikaan yang sudah rapi, melempar-lempari nastar yang sangat anda senangi ke tanah, atau memasukkan krikil ke dalam gelas teh anda... Anda tidak akan tega menempeleng wajah syahdu mereka. Coba bayangkan andaikata bayi-bayi itu dicetak dengan wajah-wajah bangkotan anda sekalian? Saya yakin sampean-sampean ini sudah pasti akan menjotosinya sampai ringsek.


Mohon Maaf Lahir dan Batin.


Fela,
30 Juli 2014

Senin, 28 Juli 2014

Andaikan

Andaikan saya terlahir sebagai ayam, bebek, mentok, sapi, kambing, bahkan unta mungkin hari ini saya sudah matang di wajan ataupun panci.


Andaikan saya terlahir sebagai anak-anak pohon kelapa, mungkin juga hari ini saya sudah menemani mereka di atas wajan ataupun panci--sebut saja saya santan, walaupun pada hari-hari berikutnya saya akan menyebabkan penderitaan bagi para pelanggan kolesterol.


Tapi tak apalah, baik sebagai bebek dan sejenisnya atau kelapa dan sejenisnya, hidup saya yang singkat ini sudah memberikan banyak manfaat dan energi bagi sekitar... Saya bahagia. Terima kasih.


Lalu, apa yang terjadi jika saya terlahir sebagai saya? Hidup saya yang panjang ini sudah melalui 25 kali Hari Raya...


"Mbak Fela, ditimbali mbah.. Bar solat didawuhi moro kamare mbah.."


Dan saya sudah mijeti mbah pake minyak tawon lagi malam ini. 😂
Mbahku sehat. Sudiharni namanya. Sudiharni tok. Ga pake embel-embel.


Selamat Merayakan Hari Raya!

Jumat, 18 Juli 2014

MUSEUM MESUM


 | Failasufa Karima An-Nizhamiya


Ia berdiri di depan cermin kamarnya, sedang sibuk bersiul seraya menata rambut belah tengahnya dengan jari-jari tangan kanannya. Ke kanan, kiri, lalu belakang dan selesai. Sepertinya hampir semua lelaki selalu berbakat merapikan rambut tanpa sisir. Cuaca siang hari ini cerah sekaligus terik menyengat sampai-sampai nyaris tak ada orang yang keluar tanpa topi ataupun payung. Ia masih menatap lekat dirinya dalam cermin. Kemeja biru lengan pendeknya cepat-cepat ia tanggalkan hingga tersisa kaos putih bergambar ayam dan bertuliskan “TOTTENHAM HOTSPUR” di badannya. Sekonyong-konyong ia berteriak, “bravo!” sambil meninjukan kepalan tangan kanannya ke atas, menggantung di udara. Aroma parfum perpaduan kayu guaiac dan daun mint bercampur keringat terhambur memenuhi ruangan. Ia berteriak lagi, “bravo!” dan lagi, “bravo!” dua kali lebih keras. Sudah sejak tiga hari lalu Herman merencanakan agendanya hari ini. Minggu terakhir di bulan April, Ia akan mengunjungi Museum Mesum untuk pertama kalinya. Peluh mengaliri lekuk punggungnya yang liat.
Tiga hari lalu, yang masih sama panasnya dengan hari ini, Herman khusyuk memandangi sekeliling kamarnya. Kamarnya selalu rapi―memang harus selalu rapi untuk menghindari kerepotan atas kemarahan Bibi Jessie. Dua sisi dindingnya penuh lukisan-lukisan impressionis. Satu sisinya adalah hasil reproduksi lukisan Van Gogh dengan The Starry Night lah yang menjadi primadona dekorasi kamarnya. Sedangkan satu sisi lainnya adalah hasil reproduksi lukisan Monet. Pemuda bermata sayu tetapi memacarkan kebengalan tak tertandingi itu senang mereproduksi lukisan karya Van Gogh dan Monet dengan cara cacat dan prematur. Menurutnya, melukis ulang karya seniman besar dengan hasil tak terlalu perfek akan jauh telihat lebih manusiawi―sejujurnya, ia hanya mudah bosan dan tak telaten dengan hal lama yang tak kunjung selesai. Pada saat itulah imajinasinya sekarat. Ia tak bisa bermasturbasi lancar dengan cara-cara lama dan kuno. Potret wajah Marilyn Monroe dan beberapa poster setengah telanjang Sora Aoi juga Asia Carrera di balik bingkai lukisan juga sudah tak mampu memberinya fantasi. Video pun tampak seperti gambar bergerak belaka. Kebosanan kronis telah berdiam lama di dalam bola matanya. Padahal ia baru saja tinggal di rumah Bibie Jessie selama lima bulan. Lelaki muda yang sudah bertahun-tahun mampu bertahan dengan rambut belah tengah yang sudah nampak kuno itu tahu bahwa semuanya harus diperbaharui dengan cara yang akan segera ia temukan di Museum Mesum. Cara yang sama sekali baru dan pasti perlente! Ia juga tahu, pada akhirnya semua akan kembali sempurna. Sungguh harapan indah yang menjanjikan. Mungkin ia akan membeli sesuatu di sana.
Kembali lagi ke hari setelah tiga hari lalu, “Herman, Herman, bibi berhasil! Baru saja ada seekor tikus masuk perangkapku. Akhirnya!” Terdengar teriakan Bibi Jesssie yang seperti suara orang  tercekik dari arah luar pintu kamar. Kemudian hening sejenak, “Apakah Heru sedang bersamamu?” lanjut Bibi Jessie dengan suaranya yang kembali elegan dan terkontrol. Herman membalas pendek, iyaaa, tak kalah keras dengan suara lengking bibinya. “Bawa saja ia ke bawah. Ada santapan lezat untuknya. Aku akan senang melihatnya mengejar-ngejar tikus lalu memakannya,” ujar Bibi Jessie.
“Aku tak yakin Tuna masih doyan dengan tikus, Bibi Jessie-ku sayang...” Herman merasa aneh jika harus memanggil kucing bibinya dengan nama Heru, terasa seperti mereka berdua adalah kakak dan adik dengan nama yang sama-sama kuno. Maka ia mengganti nama Heru menjadi Tuna, “tapi tak apalah, akan kubawa ia ke bawah.” Lantas Herman mengangkat paksa Heru yang sedari tadi asyik bermain lepas tangkap dengan cicak di lantai. Dibopongnya Heru di ketiak kirinya, dibaliknya semua lukisan pada tempatnya hingga semua poster-poster itu kembali aman tersembunyi, lalu dikuncinya pintu kamar. Dengan kaus putih bertuliskan TOTTENHAM HOTSPUR, ia telah siap bepergian mengunjungi Museum Mesum. Aku pasti akan membeli banyak mainan di sana, Herman membatin berapi-api.
Sesampainya di Pasar Minggu, Herman langsung disambut oleh keriyuhan antara pedagang dan pembeli yang sedang tawar menawar, bunyi berisik klakson angkutan dan kendaraan pribadi yang bersaut-sautan, ditambah dengan meriahnya musik dangdut oplosan yang sedang marak-maraknya musim ini,
Mulut kumat kemot
Matanya melotot
Lihat body semok
Pikiranmu jorok
Alunan lagu dangdut remix keong racun dalam berbagai versi menggema dimana-mana yang berasal dari penjual kaset bajakan beberapa pedagang asongan pinggir trotoar. Pasar Buah dan Sayur yang dulunya hanya beraktivitas pada hari Minggu saja berlokasi enam ratus meter sebelum gerbang pintu depan Museum Mesum. Bermula dari titik tersebut Herman sudah mulai kegerahan lagi. Perjalanan dari rumah bibinya ke Museum Mesum terasa lebih lama daripada waktu sebenarnya. PANAS! Alih-alih pergi menepi mencari tempat berlindung dari terik matahari, lelaki muda penggemar club Tottenham Hotspur itu malah melepas kaosnya di bawah panas matahari langsung. Setelah ia mengelap keringat menggunakan  kaosnya lantas menatap ke depan, tiba-tiba Herman terdiam dan menghentikan langkahnya. Seorang wanita berumur sekitar dua puluh tujuh tahunan juga sedang melepas kaosnya! Lima meter saja di depan Herman! Kaos merah yang tadinya melekat pada tubuh liat wanita itu dilepasnya sendiri lalu wanita itu menggeliat-geliat seperti cacing yang bisa berdiri tegak di tanah! Edan! Pemandangan apa ini! Herman berdiri tegak tak bergerak, rona merah menyembul di wajahnya, kedua telapak tangannya pun basah, matanya bagai selongsong peluru yang siap menembak namun ternyata kokang pistolnya malah macet. Herman melongo saja hampir satu menit lamanya―mungkin satu menit terlama sepanjang hidupnya. Wanita gila!

Kamis, 17 Juli 2014

Cara Memasak Oseng Jamur dan Brokoli



Resep ini dipersembahkan untuk kawan saya, Abimanyu yang sedang belajar memasak. Setelah ia lulus masak nasi goreng, saya kasihlah resep kedua yang gampang, Tumis atau Oseng Jamur. Ya daripada nganggur di PC, mending saya share aja deh. Eniwey, saya suka cowok yang bisa masak enak. :]



Yah, beginilah resep memasak Oseng Jamur ala chef Fela...





Bahan

  • Jamur 2 pack (2 macem juga gapapa, dari jenis apa aja asal bisa dimakan, sayangnya saya ga hafal namanya, oya biasanya beli di superindo 2 pack itu) + Brokoli  (1 batang) + sawi (1 ikat)
  • Saos tiram (merk saori biasanya)
  • Kecap
  • Gula
  • Garam
  • Merica (lada hitam merk kupu-kupu)
  • Lombok kriting 3 biji
  • 9 biji Bawang merah
  • 14 biji Bawang putih
  • 1 biji bawang bombay
  • Minyak goreng atau mentega

Cara  Memasak

  1. Jamur dan brokoli dan sawi dipotong-potong lalu dicuci 
  2. Bawang putih digeprek
  3. Bawang merah diiris-iris tipis
  4. Tumis bawang putih dan merah yang telah dicacah-cacah di atas wajan yang berminyak dan telah    panas, lanjut masukkan ¾ potongan bawang bombay, tumis terus sampai baunya harum
  5. Kalau menumis, apinya jangan gede-gede
  6. Setelah bau tumisan harum, masukkan pertama brokoli, setelah brokoli agak berubah warna setengah matang (rada hijau tua), masukkan jamur lalu dioseng-oseng
  7. Tambahi air sedikit saja (¼ gelas air putih) untuk mencampurkan bumbu agar merata ke sayuran, oseng-oseng lagi, atau mau setengah gelas juga gapapa terserah sesuai selera mau oseng jamurnya basah atau kering. Kalau kering ya airnya sedikit saja. :D
  8. Lanjut masukkan ¼ sisa bawang bombay tadi
  9. Garami (1 sendok makan, tanpa munjung-munjung), gula-i (1 sendok makan, tanpa munjung-munjung)
  10. Kecapi 2 sendok makan
  11. Siram saos tiram saori 3 sendok makan
  12. Cicipi, bisa kurang garam atau kurang gula, atau kurang saos tiram, atau kecap, sesuai selera, kalau kurang ya ditambahi apa yang kurang
  13. Masukkan lombok kriting yang sudah dipotong-potong
  14. Masukkan sawi kemudian campur-campur ulet-ulet sampai matang
  15. Bubuhi merica secukupnya sesuai selera (kalau saya sih 4 crut bolongan gede)
  16. Icipi lagi
  17. Selesai


Ngomong-ngomong soal masak... Dulu jaman kuliah akhir, saya senang memasak untuk menghilangkan penat saat mengerjakan skripsi. Nah, setelah ngekost di Jakarta dan nemu peralatan lengkap dan dapur bersih, saya makin suka masak. Alhasil, saya sering masak. Sepertinya, semakin tua, semakin sedikit teman, semakin pengangguran pula bagi orang-orang yang mungkin emang tipe anak introvert, akhirnya hobinya beralih ke... memasak! Kabarnya orang yang suka menyendiri itu suka berkegiatan kreatif. Memasak kan juga salah satu kegiatan yang mengandung unsur kreativitas dan butuh "rasa". Inti sari dari orang kreatif kan emang ngublek-kutek tentang rasa. Memasak dan rasa. Hobi memasak sangat tepat untuk orang kreatif. Ayo memasak oseng!


Yak, sepertinya memang ada hubungannya antara memasak dengan seiring bertambahnya umur, bertambahnya kreativitas, juga bertambahnya duit (buat belanja bahan masakan, ikan daging, dll misal) dan makin sedikitnya teman atau lingkungan sosialnya. Yang kemudian dengan memasak yang seabreg itu, berhasilah ia mengumpulkan kawan-kawan agar datang padanya. Seperti kata pepatah, ada gula ada semut. Ya gulanya itu, masakan gratisan itu... Akhirnya, teman-teman atau semut-semut itu pada datang, kan? Nah, begitulah salah satu cara mengundang teman. Pesta kecil. Membuat orang lain bahagia kita masakin, dan kitanya yang masak, bahagia juga kan? Memasak salah satu cara mengumpulkan kebahagiaan! Kalau saya mengamati, kesimpulannya seperti itu sih. Nyatanya kawan saya yang tak punya dapur di kosannya, di Depok Jabar sana, yang juga tak ada kawan di kosannya, rela macet-macetan naik motor ke kosan saya hanya demi biar dia bisa pinjam dapur saya dan memasak! YOU GOT MY APPLAUSE!
"Fel, cerak kosanmu ono pasar?"
"Ono."
"Enake aku rono jam piro?"
"Jam 10 tekan kene pasar yo isih buka kok."
Saya kira, memasak adalah salah satu temannya, bonusnya ketemu saya dan kawan-kawan saya. Dapat pasukan merajang-rajang sayuran.



Selamat menyiapkan menu berbuka puasa. :]

Rabu, 16 Juli 2014

Rukmini Hilang Di Laut

Ratusan bahtera telah kurontokkan, kutaklukkan samudra-samudra, bajak laut pun tunduk padaku. Lantas aku terdiam dan aku berfikir, apa pula yang kucari? Duyung? Pesut? Atau malah gorila? Bukan! Bukan semua itu. Lalu apa? Aku mencarimu Rukmini. Rukmini hilang di laut.

Selasa, 15 Juli 2014

BA!

BA!
BA BA BA BA BA!


Udah lama ya ga nulis,
soalnya ini lagi dalam proyek nulis cerpen,
biasanya kalo lagi mroyek nulis, nulis yang laen-laen ke-pause dulu...


Oiya, nantikan cerpen terbaru saya, MUSEUM MESUM.
Hihihihih.



See ya!



Sebenernya, hari ini guwek lagi ngeblank.
Hati guwe nyangkruk di elu. Preettt...
Guwek lagi ga naksir siapa-siapa. Haha.
Vitamin guwek ilang menguap.


Dan, terutama, hari ini adek guwek, Aves, yang udah sebulan di kosan guwek Jakarta,
udah saatnya sore ini balik Semarang.
Guwek berasa, bolong lagi...


Well, sebenernya ga boleh gitu kan ya...
Seneng bahagia harusnya berasal dari diri sendiri,
bukan orang lain...


Tapi syumpeh, adek ntar mulai akhir Agustus bakal ga balik selama dua tahun,
yah, guweh sedih aja sih...
Dulu juga pas guwek kuliah awal di Jogja, ninggalin adek di Semarang, yang guwek kangenin pertama pas pertama kali di Jogja itu, adek guwek...

Senin, 16 Juni 2014

Udah Punya Pandangan?


Kring-Kring-Kring! Ketika emak menelepon sang anak.


"Udah punya pandangan belom, nduk?"
"Udah."
"Siapa?"
"Prabowo."
"Bukan-bukan, bukan itu!"
"Oh. Iya-iya. Hahaha. Ada."
"Siapa?"
"Anak dayak."
"Adoh men nduk..."
"Belom selese ini..."
"Apa?"
"Orang protestan juga."
"Loh orang kristen? Nanti anu-anu-anu. Pemimpin keluarga itu harus jadi imam yang lebih baik seagama biar bla-bla-bla..." Si ibu melanjutkan ceramahnya.
"Belom selese lagi, dengerin dulu toh..."
"Apa lagi?"
"Orangnya cerdas dan juga sekalian pinter masak. Baek. Masakin ikan patin kesenenganku tanpa aku bilang pengen dimasakin. Pinjem sepedaku, trus sepedaku dicuciin. Mau nawarin nganter ke pasar pas aku mau bikin kolak pisang. Trus motornya gede, aku sukak!" Lantas adek cowok di samping saya tertawa tergelak-gelak, haha! "Satu lagi..."
"Tapi kan nduk..."
"Iya. Sebentar toh.. Aku belom selese."
"Iya. Apa?" 
"Dia udah punya pacar. Ehehehhehe."
"LOH?"



HAHAHAHHAHAHHAHA. Gotca, mak!
::: PADAHAL AKU LOH YA GA MILIH PRABOWO ATO JOKOWI. :)))) Emak JOKOWI soalnya, ga mau samaan sama emak ah! :::

Rabu, 11 Juni 2014

THE MEMORIES

This is her story...


Burung-Burung Kertas terbang dari Surabaya ke Jakarta.


That memory was sweet, indeed. But when she was in anger, she killed him. His death was in her ownhand. That wrinkle paper bird was ended in her basket. Yes, that bird. Then, She cried all day long... The bird was in death physically, but the memories still alive till now. Yes, now. She isn't in love with that boy again, but she's still in love with THE MEMORIES.


Sabtu, 31 Mei 2014

Rabu, 28 Mei 2014

Tanya



"Kau bangun pagi sekali."

"Aku sudah biasa bangun pagi."

"Mengapa kau bangun pagi sekali?"

"Mengapa kau selalu menanyakan mengapa?"

"Ah sudahlah. Tak penting. Aku sudah tau jawabannya."

"Apa?"

"Mengapa kau bertanya balik kepadaku, aku sudah tau jawabannya."

"Iya. Apa?"

"Kau menyindirku, ya?"

"Menyindir apa, ya?"

"Kau ini. Aku lapar. Kita makan saja lah."

"Berbicara denganku selalu membuat jam laparmu datang lebih pagi, benar begitu?"

Kedua lelaki berbadan sangat atletis itu lantas bergegas melenggang keluar tanpa mengunci pintu kamar sewa murahan mereka.

"Hei, sebenarnya aku tak tau jawabannya," lelaki pertama berkata lirih di belakang lelaki kedua yang berjalan lebih dulu menuruni tangga.

"Aku juga tau kau tak tau jawabannya."


-------- selesai --------


Selamat pagi!
Dan sampai jumpa! Tok-tok!


Ngomong-ngomong, saya suka pagi dan tak ingin kehilangan pagi.

Selasa, 27 Mei 2014

Tersenyum



"Mengapa engkau suka sekali tersenyum?"

"Karena aku senang melihat orang tersenyum. Maka aku suka sekali tersenyum."

"Oh. Hanya itu saja alasannya?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Karena, aku suka tersenyum, aku suka tersenyum, dan aku suka sekali tersenyum! Aku semakin senang tersenyum."

"Oh. Oke. Ngomong-ngomong, berapa umurmu?"

Ia menoleh ke belakang, matanya cermat berkeliling mencari-cari, dan akhirnya ia berhasil menemukannya. Lantas si gadis berteriak, "Ibuuu... Ibuuu... Berapa umurku sekarang, Ibu?"


(foto nyomot dari akun twitter siapa lupa, classicpic kayaknya)


NB: tulisan ini saya buat karena terinspirasi oleh kata-kata Ayi Prahmahita Rayi yang sedang berulang tahun hari ini.  Dan berhasil membuat saya menulis pendek hari ini. Sakses dan Happy B-day 26! Kembali berkarya dan menginspirasi. Inspiraception. Inspiration Inception. :))))) heleeuuhh~

Sabtu, 24 Mei 2014

In Love With You. You. You.


Nova Abimanyu Pamungkas.
Pamungkas.

My Oil Painting, croped from "ADORE YOU."





-ADORE YOU.-


And friends (without benefit) under one roof. 
Ada banyak orang sih. Cuma fotonya baru ini doang. Haha. Kita masak bareng maen bareng nonton bareng. Wufff~


Selasa, 20 Mei 2014

Kamu Lucuk dan Kamu Manis!

Hae,



Saya senang memasak dan memasak banyak untuk kawan-kawan.
Saya senang ikan patin.
Saya senang dimasakkan ikan patin juga.
Saya belum bisa memasak ikan-ikanan.
Engkau menjawab, "Aku bisa memasak ikan-ikanan dan daging-dagingan."
Esok, engkau memasak ikan patin.



Terima kasih sudah memasak ikan patin. :]



Tawamu renyah seperti krupuk.
Sekali lagi. Saya senang ikan patin.

Senin, 19 Mei 2014

Engkau.

Engkau wes mati yo?
Matimu tak bernisan.
Saya anggap begitu saja.
Begitu lebih baik.


Eh, mana kopi? Saya tadi baru saja beli macam kopi banyak sekali. Saya seduh semua di banyak cangkir. Kok sekarang tak nampak. Kemana perginya kopi-kopiku?


Wah, saya melupakan sesuatu. Pantas tak berhasil kutemukan nisanmu, wong namamu pun, saya lupa.


Engkau wes mati. Mati tak bernisan. Saya anggap begitu saja. Begitu lebih baik.

Kompor


"Kalo ga aneh, ga Fela. Kemaren keyboard. Kadang nulis blog, juga cerpen. Sekarang lagi demen ngelukis. Kemarennya lagi ngotot beli sepeda dan beli, sekarang eh sepedanya dinganggurin... Besok apa lagi?" ujar Dodik.
"Yah begitulah cara Fela menikmati hidup," sahut Dimas.
"Ya guwek kan bosenan. Mumet mainan satu, lari ke mainan lain. Ga betah kalo nongkrong-nongkrong kayak gaya lu..." jawabku.
"Mbak, badminton yok! Tuku raket. Rame-rame," kata Boby.
"Wah, kompor nih.. Beli raket? Wah ntar sepedaku gimana dong? Makin tercuwekin ga sih? Tapi boleh juga tuh," kataku mengiyakan dalam keragu-raguan.
"Besok beli sepatu, kaos Yonex sekalian Fel.. Kumplit sekalian Fel.. Yang penting gaya! Cara bermainmu yang plidat-plidut, nomor sekian. Pokoknya dah mengedownkan mental lawan duluan," kata Dimas ngawur.
"Besok habis itu ngompori pak kost buat ngasih kita meja pingpong," tambah Boby.


Dasar tukang kompor!

Hei Bro,

Hei Bro, elu masih baca-baca blog guwek kagak?


Eluk di sana apa kabar? Guwek bahagia bro. Alhamdulillah. Baik-baik ajeeee... Hellyeaaahh~

Selasa, 13 Mei 2014

Pamungkas!

Sedikit-sedikit, mimpi saya kesampaian. 


Setahun lalu, saya punya keinginan untuk jalan-jalan ke tempat lokasi-lokasi syuting film The Fall. Ya salah satunya di ubud Bali. Ini belom kesampean, tapi setidaknya saya akhirnya ke Bali (lagi) telah akan ke ubud dan gagal. Lain kali akan saya coba, lagi. Saya pantang menyerah. Dan kunjungan selanjutnya harus sampai Ubud.


Pemilik sebelumnya, Nova Putra Pamungkas, dan Pamungkas. Sekarang keyboadnya jadi anak adopsiku, namanya Pamungkas. :]
Setahun lalu juga, saya mbatin, "pengen keyboard bagus sekalian," dan Minggu lalu, tepatnya 11 Mei 2014. Keyboard Yamaha DGX 530, 88 keys, sampai di kosan saya... X)))))) BAHAGIA. Apalagi keyboardnya adalah adalah keyboard lungsurannya Nova, X)))))) Pasti banyak sidik jari Nova di situ. Well, oke, ga penting. Bukan gitu sih, dapet lungsuran dari orang yang mbok fans-i itu sesuatu banget, kan? Gitu deh rasanya... Ya, dari jaman ra enak, saya kan sudah seneng sama Nova sepaket, orangnya dan permainan keyboardnya. =.]


Dianterin sekalian sama pemilik sebelumnya, kawan sekampus saya sendiri yang absennya pas di depan saya. 32224. Saya, 32240. Saya jemputlah double Pamungkas dari Jogja ke Jakarta buat mbawa keyboard sepanjang 135 cm itu dari kantornya Nova Jogja, dan berangkat dari Jakarta ke Jogja via kereta, dan dari Jogja ke Jakarta lagi via kereta lagi. Kali ini, makan empat kursi. Dua untuk keyboard dan dua untuk kami. Keyboard di kereta berfungsi juga sebagai meja mendadak kami.


Akhirnya sampai juga... kesampean, akhirnya... Ahhh... Bahagianya, enak mainnya... Enak di kuping juga karena pada akhirnya saya udah ga mainin keyboard poliponik lagi, keyboard (katanya) 54 keys yang dibeliin bapak tahun 2004 yang entah merknya apa juga saya kurang ngeh. Haha.


Tapi tak sampai di situ, saya sedih juga, Nova harus menyerahkan keyboardnya kepada saya yang belom selancar Nova. Barang kesayangannya terambil orang. =,{ Dan Nova belom beli keyboard lagi, nanti dia main apa dong? Katanya sih, dia mau mainan gitar dulu... Dan dia belom punya gitar. Katanya lagi, bosnya dan Abimanyu juga akan beli gitar. Haha. Nebeng maen. Nah, pasti kantornya Nova sepi juga (kalo bosnya belom beli gitar) udah ga ada keyboard itu lagi di kantornya Nova, pasti banyak orang yang patah hati, keyboardnya saya ambil. Saya bikin banyak orang patah hati. Lantas, ketakutan saya menggelepar lagi, si Pamungkas akan teriak-teriak pengen mbalik ke tangan Nova lagi.


Sebelum Nova pulang ke Jogja pisah dengan keyboardnya, dia sempet main sebentar lagunya Petra Sihombing, Mine. Welldone! Selesai. Ahhh... Pisah akhirnya dia sama keyboardnya. Keyboardnya nangis. Novanya patah hati. Kaaannn... Nova baek sih, biar keyboardnya gek ndang sampe di Jakarta, di kamarku, biar saya cepet bisa maen... Padahal kalo udah di Jakarta, Nova ga bisa maenan keyboardnya lagi.
Pesan terakhir Nova, "Kowe sinau tenan loh fel... Sik serius." 
"Iyo. Aku ngerti Nov... Barang kesayanganmu tak rawat baik-baik dan saya tak akan mengecewakanmu, cemungudh latihan! Walo mungkin endingnya cara kita bermain berbeda..." batinku. Nova mainnya lembut banget, kayaknya bagi saya, susah dapetin feel selembut itu...


Daaaahh Nova~ Cepetan beli keyboard baru lagi. Sedih juga dadah-dadah sama Nova, semacam... Ditinggal lagi, ga ketemu lagi, ketemunya bakal lama entah kapan. Kayak pas ditinggal Abimanyu dkk kemaren. Lama ga ketemu, ketemu ming saknyuk, trus ilang lagi dia. Pulang. Perpisahan memang, ahhh... 
Ini double perpisahan. Nova pisah sama keyboardnya
saya kalo jadi Nova pasti patah hati pisah sama keyboardnya.
Kedua, dan saya harus bilang dadah lagi sama Nova, berasa dapet dua kesedihan yang mendalam dalam waktu yang bersamaan.


How lucky I am to have something that makes saying goodbye so hard. — A.A. Milne

Selasa, 06 Mei 2014

I Hate

I hate Cileungsi
I hate Cibubur
I hate Cilandak
I hate Bogor
I hate Boyolali
I hate Sukabumi


Terserah guwek kan, mau ga suka sama nama apa?

Jumat, 02 Mei 2014

Tangga

Tangga.
Selain sisi biutiful vokalis Tangga yang kulitnya aduhai eksotisnya, juga suaranya yang enak, duh lupa, siapa namanya? Yang mantannya Raisa itu loh... Ah yaitu deh...


Sesungguhnya, dalam bentuk lain tangga, saya sangat benci tangga. Saya takut ketinggian dan pasti takut jatuh. Njomplang ke belakang ketika naik juga njlungup atau terpeleset ke depan ketika turun. Namun, apa boleh dikata, keadaan memaksa saya untuk naik tangga dan turun tangga setiap hari bahkan dalam keadaan terburu-buru saya tetap harus melewatinya. Begitupun dengan hidup.
Ketika kita tidak menyukai sesuatu atau menakuti sesuatu, toh kita harus tetap melaluinya. Kalau enggak, ya berdiri aja deh di tempatmu itu terus. Ga kemana-mana. Bisa-bisa elu mati berdiri di situ.


Next destination, karena saya takut menabrak batu, sakit kejedot, next level... batu nias! Saya akan melakukan lompat batu nias! Hahahaha.
Oh, well, just kidding, tapi siapa tahu? Possiblity is always be here, in my heart. Hakcuih.



Kamis, 24 April 2014

Weak Weak Weak dalam WkWkWk

Kali ini saya akan menjelaskan mengenai hubungan weak dan wkwkwkwkwkkw.


Mereka sebenarnya saudara seibu sepersusuan, weak dan wkwkwkwkwkwk.
Weak weak weak adalah kepanjangan dari tertawa jenis wkwkwkwkwkwkwk.


Weak weak weak adalah wkwkwk.
Ada weak dalam tawa.


Selamat pagi dan sampai jumpa!





Eniwey, udah cukup satir belom ada wk dalam weak?