Minggu, 25 Desember 2011

Fact: Make A Circle


        "Umur manusia makin bertambah maka
 jumlah teman mereka pun makin sedikit. 

Hanya mereka yang berhasil bertahan di hati, 

maka itu lah yang sampai kakek nenek pun tetap dirindui."

Pagi 25 Desember 2011 meringkuk di dalam kamar bersama lappi tua dan sahabat-sahabatnya, semangkok kates dan oreo berantakan di meja. Tentu saya sudah gosok gigi dulu sebelum makan. *Eh penting ya nginfoin tentang gosok gigi pagi hari? Iya dong, kan biar kalian semua terinsiprasi olehku untuk mencintai kebersihan dan kesehatan.


Pagi ini, harusnya hari bersenang-senang. Tanggal merah. Main. Liburan kemana-mana. Tapi mengingat acara taun baru akan kemana, itu membuat saya agak bersedih. Karena harus menerima fakta alam semesta.


Para manusia yang singgah di hati saya *alah, alay mak…* sudah menyebar, berpencar, kocar-kacir! Mereka yang berada di Jogja sudah ada urusan masing-masing dengan pasangan —Ya karena mumpung pasangannya pulang ke Jogja lho, jadi taun barunya akan dihabiskan dengan sang pacar. Oke saya terima, mau gimana lagi, dia tidak bisa merayakan taun baru bersama kami biasanya. Inget dulu bakar-bakar Jagung ketika taun baruan, ke Mekdi ato ilang di atas jembatan apa itu lupa namanya, sambil makan jajanan mekdi itu. Geje tapi cukup membekas walau memang biasa-biasa saja—. Well, saya kangen Jogja, manusianya, dan sepeda. Namun, di Jogja pun saya tidak suka bila sendirian. Teman besepedaku sedang tidak ada di Jogja. Anak kosanku dulu entah pada ngapain ga ada kabar mereka akan ngapain. Diajak sepedaan pun, mereka sepertinya juga sudah ada rencana sendiri-sendiri. Percuma dong kalau ke Jogja tapi orang-orang yang pingin saya temui itu, sepi. Percuma capek-capek ke sana kalau mereka yang saya rindui, tak ada di Jogja. Maksud saya, Jogja itu kalau orang-orangnya dikumpulin itu, banyak. Namun, mereka sudah sibuk dengan kegiatan dan rencananya masing-masing.


Berpikir, merenung, dan berkesimpulan. Hasilnya adalah, “Oh ternyata teori perbandingan terbalik itu, berlaku pula untuk umur manusia dan jumlah temannya”. Umur manusia makin bertambah maka jumlah teman mereka pun makin sedikit. Sepertinya ini teori kuasa alam semesta. Hanya mereka yang berhasil bertahan di hati, maka itu lah yang sampai kakek nenek pun tetap dirindui. Komentar teman SMA saya—yang sama-sama sekota ya, tapi ga pernah ketemu karena kami saling berjauhan dan memiliki sedikit sisi yang sama, kami anak rumahan­, oh ya?—, Rakhmania Anindita, “teman yang paling langgeng, paling itu-itu aja. Yang sama-sama nyaman” Sedangkan teori berbanding lurus itu berlaku antara umur manusia dan dinding pembatas diantara para manusia, privasi. Makin bertambahnya waktu hidup di bumi, tingkat privasi semakin tinggi pula.


Menjadi semakin nyaman dengan dirinya sendiri, menikmati kesendirian adalah kenyataan masa kini, masa para orang dewasa berkepala dua. —Dan saya 23 euy? So? Emang kenapa dengan angka 23? Ga apa-apa sih. Suka aja teriak-teriak “saya 23 euy!”.— Kalau saya, orangnya agak ga gitu suka bergaul beramah-tamah, basa-basi sana sini. Namun saya suka nempel sama teman yang berhasil berlabuh di hati—yang hanya beberapa butir saja—. Beda dengan jaman SMA ketika suka main sana-sini, sama ini-itu, bisa-bisa aja. Mungkin seumuran SMA itu mencari eksistensi. Mungkin. Sedangkan  umuran sekarang, dewasa katanya, adalah mencari kedamaian hati. Menikmati diri sendiri. Dan pada akhirnya, orang hidup sendiri-sendiri dengan kepentingan masing-masing. Lalu semuanya jatuh pada pilihan keputusan untuk berkeluarga. Semuanya! Hampir semuanya. Orang makin tua itu, makin berkeluarga. Karena tak ada pilihan lain. Semua orang berkeluarga, membentuk lingkaran personal yang intim. Jika kamu tak berkeluarga dan tidak kuat jadi bujang atau perawan lama-lama, maka matilah kamu. Pilihan berkeluarga disebabkan karena manusia secara psikologis dan biologis butuh membuat lingkaran pertemanan yang lebih erat, lebih intim, dan berkomitmen dibandingkan dengan para teman semasa muda. Keluarga itu, semacam tempat berlabuh, namanya ‘home’. Rumah. Wadah.


The Simpsons's house

Saya suka rumah, anak, dan keluarga. Suka aja. Inginnya nanti setelah usia mampu menemukan sisi kedewasaan saya. Tapi untuk saat ini, saya menyukai masih single :) Masih bebas. Ga perlu pusing mikirin ini itu, atau kewajiban yang beranak pinak. Masih cinta jadi anak emak.

Jumat, 18 November 2011

What A Beautiful Day, After 1-0 Malay-Indo



Well, pagi yang cerah. Kenapa cerah? Ya cerah aja. Dari cuaca Jakarta yang hampir selalu cerah ato lebih condong ke silau kalo siang hari. Bukannya hampir semua kota berdataran rendah itu silau di siang hari? Seperti Semarang, Surabaya, Gresik, Jakarta. 
Kembali ke topik. CERAH. 


Hoii... Hari ini cerah banget Oi! Hahahhahaa.
Jadi begini, pagi saya selalu menjadi ceria di Jakarta sejak dengerin 101 Jak FM dari jam 6- jam 10 WIB. Bersama ROTISOSIS, Ronal Tike Sosialis Hedonis. Mereka sangat berjasa membangkitkan mood baik di pagi hari. Ada Tawco (Tawaran Ngaco), THT Nina dan Sungkono (suara mereka, aduh, nggemesin, bikin pengen ngeplak!) , apa pun yang keluar dari mulut mereka, selalu deh bikin ketawa sendiri entah lagi jalan, ato pun di dalam kantor sembari mengerjakan garapan. Yang berefek, orang-orang kantor suka nengok ke saya kalo saya udah mulai cekakak-cekikik sendirian. Ah biarlah, toh ktawa saya ga keras-keras amat kok. :D


Nah, ROTISOSIS pagi ini, banyak ditunggu oleh manusia-manusia pelanggan Jak FM sedari malam tadi. Tepatnya dari awal pertandingan penyisihan Indo-Malay 17 November 2011, 19.00 WIB-21.00 WIB, di Gelora Bung Karno Jakarta sampek selesainya pertandingan itu, yang akan berefek pada acara ROTISOSIS tanggal 18 November 2011-nya. Haduh, saya nonton bola itu ketar-ketir lho bo'... Bukan kenapa-kenapa takut banget Indonesia kalah, toh ini juga belum final, tapi ga ngebayangin kalau radio kesayangan saya itu bakal muterin lagu-lagu malay selama 4 jam. Ga kebayang kan? Masak ya saya harus ganti gelombang ketika si lagu malay-malay itu muncul? Ga lucu kan? Ribet. Jadi perjanjiannya (dengan sobat penyiar mereka di KL @JJhitz) adalah kalau Tim U-23 Indonesia kalah, Jak Fm bakal muterin lagu-lagu malaysia 4 jam... Empat jam bo'... Dan sebaliknya, kalau Malaysia yang kalah, mereka yang bakal muterin lagu Indonesia 1 jam (1 jam aja, karena radio mereka pada hari-hari normalnya muterin lagu-lagu barat, kan kasian kalo penggemar-penggemar mereka pada kabur). Eh ternyata, dengerin lagu-lagu malay itu, lucu juga. Ada nenek moyang pencetus lagu C.I.N.T.A-nya The Bagindas. Ada pula lagu Garuda di Dadaku versi Malaysia. Ga jelek-jelek amat kok. Aneh-aneh gimana gitu. Nih contohnya: 
Ada juga lagu Malay yang modern. Tapi lupa judulnya apa. Musiknya enak, tapi liriknya kocak-kocak budaya malay yang ditranslate ke Budaya Indonesia. 
Nambah satu lagi ni...
Barusan saya denger tadi pagi, ya di JakFM juga, eh ada orang yang taruhan kalau Indo kalah, dia bakal cabut gigi (emang sebenernya udah jatahnya si orang itu cabut gigi si, curang ya?), tapi ada pula yang bener-bener parah, yaitu botakin setengah rabutnya. Gila. Kayak apa itu bentuknya? Nantinya si XXX itu akan mengirim foto mereka ke Jak FM. Ga sabar menunggu Senin kembali. Aneh ya, ada orang yang nungguin hari Senin. Biasanya hari Senin kan a badmood day. Jadi, cuma Jak FM yang bisa bikin Senin-Jumat saya ceria. Ayeee...


Eh nemu lagi lagu Malay yang sering diputer JakFM. Kantoi oleh Zee Avi.
"Semalam I call You, You tak answer", Bagus. Saya si suka. :)

***

Ditambah lagi, pagi ini saya dapet bonus. *wink wink*
Saya digombalin euy, eh sama tukang ojek! Bayangkeun, tukang ojek itu bisa bikin pagi hari saya tambah sumringah, sampek senyum simpul mampu bertahan lama di muka saya. Dan efeknya, setelah sampe kantor, saya langsung ngacir ke kaca.

"Ternyata, ga terkecuali saya, semua wanita itu suka digombalin! SEMUA. Titik."

'Saya suka liat embak. Ga ngebosenin'
'Oh sering liat saya ya Pak? Iya sih, saya kan tiap hari lewat situ terus.'
'Iya, beda sama cewek cantik lainnya, suka ngebosenin. Embak ga ngebosenin kalo diliat.' >>> batinku, jadi saya ga cantik ya Pak?
'Jadi, bayarnya berapa ni Pak?'
'Udah terserah embak aja'
'5000 ya Pak' >>> Ikhlas deh... padahal deket, karena telat ngantor aja akhirnya ngojek ria.
'Saya suka liat embak. Ga ngebosenin' >>> Eh diulang lagi... Hahahaha. Makin ikhlas deh saya. Bye bye Pak. Semoga selamat diperjalanan dan dapet penumpang yang buanyak!


*Sepertinya, mungkin itu adalah salah satu proyek pelayanan tukang ojek terhadap penumpangnya, jual pelayanan gitu, pake senyum, sapa, ramah, dan nggombal! -Eh, tukang ojek itu jangan dibayangkan mas-mas cakep ya, Om-om itu, setengah baya.- Ya hati siapa yang ga seneng kalo digombalin, eh? -walo sama tukang ojek yang baru pertama kali itu ngomong, keliatan jujur banget nggombalnya. Hahahhaa.-

Selasa, 01 November 2011

Kado Kreatif

:)
Ini baru saja saya temukan ketika saya nagih ke Amanatia Junda,
"kamu belum doain aku. Asem ik. Lali."
"zzzz... ga gaol. Buka blogku yang foto"
"ndi?"
"aku ngucapeeen yyoooo"
"mosokkk??? kapan to?"
"-_-' yo pas ultahne pean"
"kok aku lali yo? ucapi meneh ayo. Rangucapi awakmu kiii"
"zzzzzzzz. aku kan ucapin dgn cara yg berbeda"

From Junda's blog

Oh so sweet... Tapi saya telat tau. Dan foto itu adalah, mimpiku. Makasih Junda.
Diambil dari hape kamera Junda, ketika kami belanja kain bareng. Bagiku, itu adalah awal. Woeloe.
-The Memoar 1 years ago, November 2010-
Dan Junda, adalah patner pertamaku. Pendukung pertamaku. Walaupun orangnya aneh. Tapi dia keren dengan keanehannya. Bisa dibilang, kami agak cocok. Selera musik kami, kadang sama. 
Float 'Sementara' dan Frau.
Dan munkin, bisa dibilang juga, dia malaikatku yang mencuri 'username'ku di YM ketika saya sedang tidur.
Kalau kata teman saya yang sering kedapatan kelakuan Junda, ia menyebutnya 'Penghisap Benwij' atau 'Jin Tomang'
Oya, masakannya enak lho, yang kadang memang terlalu manis.




Ini Junda yang aneh. -.-a

Sabtu, 29 Oktober 2011

Ketika Lajang Berpikir Tentang, Menikah?

Haa? Itu istrinya 2, iya? Apa-apaan ini.

Random.
Agak merindu merangkai kata. Plus kerandoman otak yang hampir parah! Jika tak dituangkan ke dalam hobi, dan terlalu taat pada aturan, kantor-kosan-portofolio-tidur-bonus weekend sehari, akan menambah level ketidakseimbangan jiwa saya meningkat. Sesuatu yang kaku, baku, dan lurus, membuat sayayang kuno dan agak sedikit normal, yang artinya tidak sepenuhnya normalmati kutu. Hidup bagai zombie. Tau zombie kan? Raga ada (zombie busuk, saya kagak. Haha), jiwa mati. Sesuatu yang nyleneh akan sangat membahagiakan psikologis saya, eh kami, para manusia sedikit normal. Eh kami ya? Apa saya saja? Ah tidak, sepertinya manusia seperti saya cukup banyak. Bisa saya sebutkan satu persatu teman sedikit normal itu, ada Amanatia JundaAlfu Laila, Ni'am rouf Azzaki (Bapak palsu saya), Jenni mahendra manulat, Pradipta Surya Dinandra (yang helemnya sama kayak helem sayabeli helem karena naksir helemnya Andradan bahkan helem saya namanya Andra.) Atau kalian termasuk? Semoga iya! :)  



Karena topik kali ini dibuka dengan keanehan yang terkekang, menjadikan si penulis kurang lahan untuk ekspresif. Maka kali ini saya, penulis, akan membahas tentang menikah. Lho? Kok tiba-tiba membahas menikah? Iya dongs. Kan menikah itu sedang marak diumuran saya ini. Saya sudah 23 lho... Atau masih 23? Ah mana saja bisa. Dikala menginjak umur 23 maka seorang perempuan kebanyakan sudah memikirkan tentang menikah─memikirkan, bukan ingin menikah diumur 23. Beda. Memikirkan ya memikirkan. Bukan melakukan. Hanya memikirkan saja. Seperti memikirkan mimpi─. *Eh, ini saya nulis dikala sedang ada deadline. Tapi karena bumpet ya, saya nulis saja lah. Karena bumpet itu kalau dipaksa, tetep aja ga jalan-jalan itu gawean. Jadi perlu waktu untuk rileks. Rileks saya, ya nulis. Hahaha. Eaaa... Kena interupsi random dari si penulis*. Mereka memikirkan menikah, karena lingkungan mereka yang menuntut. Bagaimana tidak, saya barusan di tag note tentang menikah, nikmatnya bercinta dalam naungan payung surat nikah dari KUA yang sejalan dengan kegiatan menuju pada Tuhan, Allah! "Tahukah kalian bahwa seks itu juga cara menuju Tuhan. Jangan heran jika ajaran-ajaran dari agama/kepercayaan kuno hampir semua memiliki simbol-simbol seksualitas." by M.N. >>> Guru keren panutan saya. Bacalah tulisannya, maka kalian akan terberkahi dan hidup dalam damai. *Lebai*
Lalu banyak pula ulasan mengenai menikah dan 'The Big Day'-nya. Plus teman-teman sebaya sudah banyak yang menaburkan benih bahwa mereka akan segera menikah dan berbagi undangan pernikahan. Sungguh bahagia saya mendengarnya, namun membuat saya dan para wanita lain yang mengalami kejadia seperti saya pun berpikir. Budaya di Indonesia, kebanyakan menikah antara umur 23 (setelah lulus kuliah), 25, dan 27. Benar? Sepertinya iya. Mana buktinya? Haha. Feeling aja, pengalaman melihat acara gosip artis dan dateng ke kondangan-kondangan pernikahan. Plus teman-teman wanita saya sering curcol tentang pingin segera dilamar, nikah, dan pesta pernikahan dimana duid itu paling enak kalau diirit-irit buat acara niakahan, lebih afdol kalo disimpan buat besok setelah nikahnya.



Karena terlalu banyak omongan tentang ITU, maka saya pun berpikir tentang ITU pula. Sebenarnya bukan karena kejadian-kejadian itu sih, tp sudah lumayan lama saya berpikir, The Big Day saya besok mau dibuat seperti apa ya... *Maklum wanita. Ihik.* Dan berpikir enak ga enaknya nikah. Dimana kita yang single sudah terbiasa sendiri, waktu dan space kita setelah nikah akan berubah, menjadi waktu dan space bersama keluarga. Hilang sudah waktu untuk sendiri. Tentu itu sangat menjadi momok yang menakutkan bagi saya. Kesendirian terenggut. Privasi melebar. Dan, apakah saya tetap bisa menjadi Fela sehari-hari? Oh Tuhan, anak saya seperti apa nanti kalau punya simbok kayak saya? Maksudnya, saya itu perempuan tapi engga feminin. Maaakk... 
Menikah, jadi tidak bisa bebas berteman sana sini─kalau mau konsultasi kerjaan, jadi cuma sama suami aja? nah padahal suami itu mungkin ga gitu ngerti tentang dunia yang saya geluti, misal. Kan pertemanan saya pun dibatasi, apa iya? Saya kebayangnya sih gitu. dan pergi main sana sini, karena kita (istri) punya suami+anak yang kudu diurus. Beeeh... Repotnya. Tambah lagi bisa kramas lebih dari dua hari sekali dan tidak kenal waktu. Tengah hari pun, bisa kramas. Gila ga tuh ribetnya? jam 12.00 mandi? Tambah lagi, ga kebayang bahasa bayi itu kayak gimana? Yang artinya kami para calon ibu kudu mengerti bahasa bayi dari mimik muka mereka, melototin muka bayi yang lagi nangis antara lagi pingin beol atau pingin makan? Nah kan. Ga ngerti. Menurut saya, sama aja. Eh beda mungkin, kalau pingin beol itu mukanya agak-agak ngeden. Iya kali ya? Dan waktu tidur pun, berkurang. Tambah lagi kepikiran, apa bisa ya saya minta cuti beberapa hari jadi istri lalu pergi travelling rame-rame sama komunitas backpacker yang lain? Kan suami kerja. Jadi kan susah cari waktu bisa travelling bareng, Iya kalau besok dapet suami yang hobi travelling. Kalau engga? Hidup saya benar-benar akan berubah total! Tapi yo mbuh... Mungkin saya belum siap saja kali ya. Belum puas menikmati masa lajang dan bertualang sana sini. Beda lagi kalau suami kelak adalah seorang petualang dan backpacker. Hiyaaa... Bisa ngilang bareng-bareng. Bareng sama keluarga sobat yang suka travelling juga. Nah rame kan tuh? Itu baru enak. *Maunya.*



Lalu, berpikir juga tentang The Big Day jadi ratu sehari besok. Kalau saya sih, maunya jadi ratu yang merakyat. Simpel aja, ga pake hebring. Ga cuma duduk bareng suami cengar-cengir di singgasana emas itu. Bosen gilak kudu pura-pura senyum ramah. Padahal aslinya pingin ketawa ketiwi nyanyi ini itu rame-rame bareng sodara dan teman dekat. Hai, kami bukan boneka pajangan ya... Kami mau merakyat bersama kalian wahai para kerabat dan teman dekat. Yang kami undang pun, maunya teman-teman dekat saja. Ada acara sharing pembukaan mirip yang di pilem-pilem bule, Males basa basi sih. Hihi. *Idih keliatan deh unsosnya*.

Nah karena saya merakyat dan nasionalis, semoga suami saya besok juga seorang nasionalis dan setuju dengan usul saya ini, keluarga juga setuju, saya mau kami bersama menyanyikan bak upacara bendera, lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman, dan lagu Mengheningkan Cipta diganti jadi Maju Tak Gentar ciptaan C. Simanjutak. Keren kan? Biar kami itu selalu maju tak gentar membela yang benar, semua cobaan yang menghadang, kami trabas tak gentar. Wuoooh keren dan nasionalis sekali bukan? Karena kami keluarga nasionalis, tak lupa maharnya pun kudu nasionalis. Kira-kira apa ya? Dulu sih pernah kepikiran sepeda jengki sepasang dan buat anak kami besok, sepeda mungil jaman dulu, apa ya? Biar jadi keluarga yang romantis dan sehat. Bahahhaa. Tapi, setelah dipikir, sepeda jengki kan sepedanya londo. Lalu apa dong? Ada saran? 

Lalu acara kedatangan kami pun, kalau di nikahan-nikahan jawa dan bule mereka dateng pake andong (bagi jawa) dan kereta kuda (bagi bule), tapi karena kami itu ngirit ya... Mau dong, kami datengnya pake becak yang asoi berbendera Indonesia dan diarak rame-rame. Hahahaha. Dan menyanyikan lagu Indonesia Raya itu bersama-sama, lalu setelah masuk di antara para tamu (yang tentu kerabat dan teman dekat saja), mereka menyanyikan sisa lagu Indonesia Raya pula dilanjutkan dengan Maju Tak Gentar.

Kalian para lajangers, kepikiran juga kan? Besok acara nikahan kalian mau kayak apa? Mau yang simpel ato yang hebring karena pingin eksis? Mau yang sampe teman ortu kalian pada dateng? Wuidih... Itu nikahan ortu ato nikahan anak seehhh... 

Salam, 


Indonesia!

Senin, 10 Oktober 2011

Surat Untuk Emak Dan Babe

Dadah untuk emak dan babe. Doa kami menyertaimu mu mu dan mu. Selamat dan dimudahkan urusannya serta sehat selalu. Tidak ada sesuatu sedikitpun yang melebihi kebahagiaan kami kecuali melihatmu sehat, bahagia, dan dicintaiNya. Amin. Have a nice trip. :)


This picture is for you. The Big Five! The Father was not here, he was so busy there.

Kami percaya, kami selalu ada dalam tiap buih doamu. Tak perlu kami memintanya karena kami tau, engkau sangat mengenal tiap jengkal hati raga kami. Dan selalu meminta yang terbaik untuk kami di mata-Nya. We just love you more and more. And you love us more than our biggest love (to the human of course). 
Don't be sad because we are not there, right?


With Love,



3 Kami!

Rabu, 05 Oktober 2011

Pingin Turu

Zzzzzz...

Turu adalah mimpi terbesar saya saat ini dan detik ini juga. Turu itu, bikin saya kangen sama emak. Dulu kalau kecil, saya suka disuruh tidur. Sekarang, pingin ketemu emak terus bilang, "mak, anakmu pingin turu" saya sudah bisa memperkirakan nantinya emak akan menjawab, "Yo tidur sana dalam kamar, jangan ngglesor di sini.". Andai saya di samping emak, pasti saya sudah turu saat ini juga. Sayangnya tidak, ga enak mau turu. Mushola tempat saya biasanya nebeng turu, sekarang sudah direnovasi untuk tidak menjadi mushola lagi. Saya sudah tak ada tempat nebeng turu di sini, di kantor.


Jika orang-orang menghargai dan toleransi terhadap orang penderita insomnia, pastilah ia mengijinkan saya turu. Disyukurilah orang yang bisa turu itu. Dan saya pingin turu! Orang insomnia pasti juga akan langsung mempersilakan saya turu, mumpung bisa turu maka turu lah kamu. Tapi saya tidak diijinkan turu saat ini. :(

Minggu, 02 Oktober 2011

Obat Galau



Sepertinya akhir-akhir ini galau sudah menjadi populer di kalangan muda-mudi Indonesia, bahkan artis pun terang-terangan menyanyikan kegalauannya─Sebenarnya sudah dari dulu, cuma akhir-akhir ini menjadi semakin norak. Sebut saja lagu 'mau dibawa kemana'-nya Armada, "Mau dibawa kemana hubungan kita. Jika kau terus menunda-nunda dan tak pernah nyatakan cinta", sekarang dipopulerkan juga oleh Marchell. Kalau yang nyanyiin lagu itu Machell, saya suka! Subjektif banget ya?─ 
Dalam kalangan masyarakat awam, pada jaman bahola galau tidak begitu digembar-gemborkan dan dijadikan konsumsi publik, sekarang orang bergalau-galau ria sudah biasa, bisa terlihat jelas semua di jejaring sosial yang faktanya milik publik─Eh, kok ga malu ya ngumbar galaunya di publik? Kaya ga ada tempat lain aja. Galau bersifat negatif, iya kan? Jadi kesimpulannya, kegiatan mengumbar kegalauan adalah sama saja dengan mengumbar kenegatifannya, benar?─ 
Catatan: yang boleh mengumbar galau itu, ya artis! Buat cari duit. Tapi, jaga kualitas, jangan makin lama makin norak. Contoh tu -> lagu-lagu cinta jadulnya Chrisye, Kahitna, Iwan Fals, dll. Kalau orang awam? BIG NO! Kecuali galaunya memberi manfaat─Ada ya? Ada dong. Nanti dibahas di paragraf selanjutnya─. Sedari tadi membahas tentang galau yang belum jelas terdefinisi arti galau sendiri itu apa. Yang saya temukan mengenai arti kata galau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran). Jelas kan? Memang galau, ah buat kacau!


Eh eh, tapi ga selamanya lho galau itu negatif. Setidak-tidaknya, orang galau itu berpikir walaupun berpikirnya lebai. Pikiran kusut karena ember menerima kiriman cucian yang overload. Jadi capek kan? Mualese poool buat nyuci. Bikin jereng mata! Sama seperti otak yang terbatas memori dan kemampuannya, terlampau dipaksa oleh pemiliknya untuk memikirkan banyak hal dalam waktu bersamaan dan tanpa diatur secara sistematis, mengeruhkan bukan?─Sebenarnya, ga gitu-gitu amat si, ga overload juga, hanya berasal dari perasaan kita sendiri saja yang overload, kan sesuatu itu datang berdasarkan kemampuan kita. Kalau diberi sesuatu yang bikin mumet, pastilah kita mampu melaluinya. Sudah ketentuan dari sononya. Cuma ya, perlu bertahan dan berusaha untuk dapat melalui si sesuatu itu. Dong?─


Jika ditelusuri lebih lanjut, orang yang sangat galau mempunyai potensi besar untuk menang─karena orang galau itu berpikir, maka dia berenergi─, ia mampu menghasilkan energi yang begitu besar. Energi itu bisa bercabang menjadi dua efek, satu negatif dan satu positif. Tergantung menejemen pribadinya. Jika ia mampu membelokkan energinya ke sisi positif, ia termasuk orang yang bersyukur, beriman, dan bertakwa. Sedangkan jika ia gagal, ia akan mendekap di kubangan kenistaan yang begitu dalam, yaitu menjadi super duper galau stadium empat -> stress dan bisa dianjurkan untuk terapi ke psikolog. Apabila kurang bisa tertangani, saya anjurkan untuk mengunjungi psikiater─orang yang ke psikolog atau psikiater belum tentu gila lho. Ingat itu!─ Mari kita bahas lebih lanjut mengenai cara membelokkan energi galau ke sisi positif.


Jadi, energi positif itu diperoleh melalui teori 'memanfaat kesempatan dalam kesempitan'. Bagaimana bisa? Bisa dong. Kesempitannya adalah ketika galau, kesempatannya adalah energi yang dikeluarkan oleh galau tersebut sangatlah besar. Jadi, ya manfaatkan lah! Begini contohnya, beberapa tulisan saya di blog ini dihasilkan karena efek positif galau. Blog I'm A Sir tercipta dikarenakan energi galau yang begitu besar. Saya galau dan galau itu saya tulis untuk menumpahkan perasaan agar berkurang sedikit beban kita. Untuk awalnya, seengga-engganya dapat digunakan berlatih menulis. Berguna kan? Untuk lebih advance-nya, tulislah sesuatu dari galaumu itu untuk menjadi sesuatu yang berguna dan bisa dikonsumsi orang lain. 
Untuk lain hal, galau mampu membuatmu nekat memutuskan pilihan eksrim daripada ketika kamu tidak galau─atau sebut saja dalam keadaan normal─. Dalam keadaan normal, kamu belum tentu akan memutuskan hal tersebut. Keputusan yang diambil ketika menggalau itu, pada akhirnya menjadi keharusan yang wajib dijalani. Dan jadilah! Kamu menjalaninya. Belajar. Keraslah pada dunia, maka dunia akan lunak padamu. Apapun hasilnya, nikmatilah prosesnya. Karena semua itu untuk ada hikmahnya sebagai pembelajaran dan pengembangan diri.


Oh ya satu lagi, galau pada akhirnya membuat kita merenung, berpikir, dan introspeksi diri. Membaca kitab suci dengan lantun─kalau saya: Al-Qur'an dan terjemahan, atau kadang buku 'Rindu Tanpa Akhir'─dan mendekatkan diri pada-Nya mampu meredamkan rasa galau dan membantu menolong kita ke jalan pencerahan. Kalau sedang sakit tenggorokan atau malas membaca, bisa juga menyetel playlist lagu-lagu solawatan, lagu Opick, Haddad Alwi, Raihan, Snada, Debu, Maher Zein, murotal Al-Qur'an, atau pun lain-lainnya. 
Tidak percaya? Coba saja! Dari semua obat apapun, yang paling mujarab, berguna, dan bermanfaat dalam menyembuhkan segala macam penyakit adalah kitab suci. Suaaangggaat Recommended! 


Surat favorit yang paling sering saya baca ketika sedang nggalau, adalah QS. Ar-Rahman
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" 
Untuk selalu mengingatkan kita akan untuk selalu bersyukur. Kalau kata teman saya, galau itu penting untuk merindukan-Nya teramat sangat. Jadi seperti konsep tarik-ulur. Galau itu berkah. Kalau ga galau, kamu ga akan pernah merasakan nikmatnya rindu. Jadi, sebenarnya galau itu penting! Galau saya, rutin. Sebulan sekali. Terjadwal kan? Yaiyalah! Wanita.




"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
Qs. Ali Imron: 139 -> untuk mengingatkan kembali padaNya.

Obat galau: 
"Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu, aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu)"
HR. Hakim





SELAMAT HARI CERAH... SEMOGA HARIMU SENANTIASA CERAH. :)
Nih makan ni keripik! Semoga cepat sembuh ya...

Keripik GALAU atau Keripik GALALI?

Senin, 26 September 2011

Ketika Wanita Beritual─PMS(Pre Menstruation Syndrome)

Sudahkah Anda tau bahwa wanita sering berlaku lebih labil dan lebai daripada lelaki?
Telah diteliti dan disepakati bahwa wanita memang melakukan hal tersebut (labil dan lebai) pada saat-saat tertentu, membutuhkan 14-16 hari dalam 30 hari atau singkatnya dua minggu sekali dalam sebulan. Dan ia akan berhenti dikala dimulainya 'pendarahan' dan dapat berlanjut lagi setelahnya menjadi siklus berkelanjutan.



Hai... Aku PMS lho...
Kodrat wanita mengatakan bahwa mereka harus selalu melakukan ritual PMS (Pre Menstruation Syndrome) untuk menjadi wanita normal secara hormonal. PMS juga berguna untuk melatih dan menaikkan level kedewasaannya. Ia menyerang kami, para wanita, dalam bentuk perubahan fisik dan ketidakstabilan psikis. PMS dapat dirasakan ketika wanita sudah menjadi baligh-menopause mulai─ketika muda saya masih ga sadar adanya gejala PMS. Baru ngerti kalau 'itu' artinya PMS. Eh, tapi kalian juga begitu kan? Apa cuma saya saja yang telat sadar?─. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan hormon esterogen secara berlebih (katanya).


Jadi gejala-gejala PMS yang menjangkiti semua wanita normal pada umumnya adalah sebagai berikut.
Gejala Fisik:
  1. Badan berasa menggembung. Peningkatan kadar hormon estrogen menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh yang melebihi nilai normal. Retensi cairan adalah akibat dari peningkatan kadar hormon estrogen yang menyebabkan tubuh mengurangi jumlah cairan yang dikeluarkannya sehingga jumlah total cairan di dalam tubuh bertambah dibandingkan normalnya.-> oh ternyata emang bener ya...
Gejala Psikis:
Makan-makan-makan
  1. Mudah lapar plus nafsu makan meningkat, lebih suka makanan manis-manis -> akibatnya berat badan meningkat. #eaaaa... 
  2. Ketidakseimbangan emosi akan melanda korban PMS. Ketidakseimbangan tersebut bisa ditemukan ketika para wanita menjadi mudah marah, sensitif, merana, kadang nangis ga jelas tanpa alasan atau dengan alasan yang sangat tidak penting, tiba-tiba terlihat gembira lalu seketika berubah sedih kembali *aneh*, lemah, gangguan tidur, pelupa, mudah bingung, sulit dalam verbalisasi dan yang paling parah adalah depresi atau mungkin kadang berpikiran aneh-aneh seperti ingin mati. 

Ternyata, PMS itu sangat monster ya? Mengerikan. Dia menggerogoti seluruh emosi dan jiwa kita. Gila. Ia mengaduk-aduk.
Jadi, bisa dimaklumi dan disadari kan, kalau wanita memang kadang sedikit mengerikan? Makhluk mengerikan. Saya (wanita) saja kadang ngeri dengan diri sendiri. Coba dipikir lebih jauh lagi deh... Setengah hidup kita, digelayuti oleh monster PMS! OMG. Saya jadi ada pertanyaan buat Tuhan Yang Maha Pencipta, mengapa Ia menciptakan wanita dengan kondisi seperti itu ─digelayuti setengah hidupnya oleh monster PMS─?


Lalu saya pun berpikir, berpikir, dan terus berpikir. Kena! Pencerahan. Berpikir secara mendalam dan khusyuk, bahwa semua hal itu seimbang. Semua berjalan berdasarkan hukum keseimbangan.─Masih ingat Teori Keseimbangan? Ada nilai negatif, maka ada pula nilai positif sebagai efek dari negatifnya.─ Si monster PMS (yang bernilai negatif) jikalau mampu ditangani dengan baik dan bijak, ia akan melunak dan berubah menjadi hal positif.
Wanita itu kuat dengan segala kelemahannya. Dari emosi-emosi negatif dan kelabilannya, justru mengajarkan kami, para wanita #cieee..., untuk senantiasa pandai mengontrol emosi dan nafsu─makan pada khususnya, jika tidak ingin badan anda melar─dengan benar dan perlahan-lahan. Dan jadilah Anda sekalian, wanita dewasa. Hahahaha. Wanita itu keren ya? Bijaksana, tapi labil! Seimbang bukan?




Oiya, catatan: 
MANFAATKAN LAH WAKTU KETIKA ANDA PMS UNTUK MELUAP-LUAPKAN KEMARAHAN(tapi marah yang ga lebai-lebai amat) TANPA HARUS DIMARAHI BALIK ATAU DIPERTANYAKAN MENGAPA ANDA MARAH-MARAH TANPA ALASAN YANG JELAS! POKOKNYA MARAH AJA(masih dalam batas yang dianjurkan)!
JADIKANLAH PMS SEBAGAI KAMBING HITAM UNTUK MELUAPKAN KEMARAHAN ANDA. Hahahaha. KESEMPATAN.
Begini caranya: Marah. Marah. Marah─walaupun tanpa alasan, pokoknya marah untuk meluapkan semua ganjal di hati. Sesuatu hal yang buruk disimpan terlalu lama, tidaklah baik─. Sangat marah*namun terkendali*! Dan katakanlah, "Maaf, saya sedang PMS"

***



Untuk postingan berikutnya, akan saya bahas tentang galau. Memanipulasi galau menjadi sesuatu hal yang positif. Jangan pesimis dengan galau. Hadapilah galau itu. Cintailah galau! *Uopppooootoyoooo....






Kosong adalah isi. Isi adalah kosong. Kosong sama-sama isi. Isi adalah kosong. Kosong adalah isi. 
Seraplah ilmu, saran, dan anjuran susuai dengan hati nurani. 


Daftar Pustaka: http://www.klikdokter.com/kebidanankandungan/read/2010/07/05/148/sindrom-pra-menstruasi-

Rabu, 21 September 2011

Tipe Anak Ideal Selera Failasufa Karima A.N.



Apapun tipe anaknya, asal ga kemayu, saya suka... Banget. Lucu-lucu.



Karena terlalu sering ketemu anak-anak(sepupu, tetangga, ponakan) dan berkomunikasi dengan mereka ditambah masih terkena efek magic nonton film anak-anak yang sangat wajartentang pikiran mereka yang biasanya aneh, dan film dokumenter judulnya 'Babies', tiba-tiba saya yang masih muda, tetapi dewasa, pingin punya anak. Ini juga gara-gara adik dan temen saya (cowok cewek), pada suka anak-anak, jadi saya ikutan suka, eh apa emang udah naluri ya, sebagai wanita dewasa? Hihi.


Aduh... Bayi itu lucu... Nggemesin... Anak-anak SD itu juga lucu... Pikirannya suka aneh-anehkok tau? Tau dong... Dulu kan saya juga pernah jadi anak-anak yang pikirannya suka aneh. Hahaha─ Tapi, berhubung saya belum siap, ditunda dulu deh. Masih mau single dan menikmati tidur nyenyak dan lebih lama tanpa terbangun tengah malam karena teriakan bayi. Yang terpenting, masih perlu meraba-raba cara mendidik anak biar mereka bisa jadi orang yang tidak salah didik dan tidak jadi anak yang tidak saya suka. Tidak semua anak saya suka lho ya... Saya paling nggak betah sama anak-anak yang mentel, kemayu, dan nggak bisa dinakalin dan dimainin. Kenapa ga suka anak kemayu dan mentel? Ya karena mereka anak ngeselin─nggak bisa ngebayangin kalau anak saya jadi bidadari dangdut. Biasanya saya suka anak yang giras dan bisa dibuat mainan serta kebalikan dari para anak-anak kemayu, apalagi anak cowok kemayusaya punya sepupu cowok kemayu mirip cewek, dan saya ga suka. Maaf.... Ga deh... Jangan! Ga kepikiran sebete apa saya kalau sampai anakku kemayu. Semoga engga.-Eh itu kan tergantung sama cara mendidik kita... Kayaknya anakku besok nggak ada yang kemayu, cewek pun kemayunya masih dalam batas wajar. 


Kalau anak cowok: imut atau celelekan, ngga masalah. Suaranya kudu lantang nggak kemenyek. Pemberani yang artinya bukan pemalu. Grapyak. Yang paling penting, JANGAN KEMAYU. Kalau kemayu, ga saya anggap anak! Loh? Kok kejam? Biar.
Kalau anak cewek: imut, manis, kalem, anteng, cengengesan juga gapapa, grapyak juga oke, aktif, nggak manja, dan bisa dinakalincuma sama orang tuanya aja. Haha. Kalau yang nakalin anak orang laen, atau orang tua orang laen, bales dong nak! Kudu bales yang nakalin kamu, oke? Sama juga dengan tipe anak cowok favorit saya, intinya JANGAN KEMAYU!


Allah saya request ya Allah... 
─Jadi ngebayangin game The SIMS, gampang banget milih karakter orang sesuka hati, tinggal pencet tombol klik klik. Beres.
Besok, saya mau anak saya seperti saya-kalau diijinkan suami saya juga, 
nama anak saya sama seperti nama saya, Failasufa-spesifiknya seperti yang telah saya sebutkan di atas sebagai tipe anak favorit saya plus cerdas serta beriman. Amin. 
Eh amin-in dong amin-in... Doa kalian sangat berarti buat saya... 
Terima kasih atas doanya. 
Saya suka anak cerdas!-Emang embok mana sih yang nggak suka anaknya cerdas... 
Oya, pingin juga punya anak banyak. Empat deh. Biar rame, bisa berkubu-kubu. 
Dua lawan dua. Jadi seru kan tuh? Rumah rame. Tua ga bakal kesepian, nanti cucu-cucuku nemenin saya dong... Harus mau! Saya besok jadi ibu-ibu dan nenek-nenek gaul. Asoi kan? Siapa minat jadi anak saya dan cucu saya? Beruntunglah kamu dirahmati Allah yang menjadi keluarga besar saya besok. Hahahahaha

Manis banget...
Kalau anakku kaya gini, keren kan? Heyya...
Woooh.. Pas jumlahnya empat. Dua kubu seru.




1....




2....




3....




Dan, seperti Failasufa yang aktif. :D
Yang namanya belajar butuh berkorban ;p


berkelantungan karena meniru anak-anak kreatif ini,
Hebat ya?

*Uhuk, foto kedua dari bawah: ada yang kagum melihatku :">


Lokasi : Airterjun Gitgit Singaraja Bali
Fotografer: Rangga Dhira Wrhaspati
Model: Failasufa Karima A.N. dan anak-anak Desa Singaraja Bali

Jumat, 16 September 2011

About 6 Years Old, a Boy!

I'm telling you a story... Le Petit Nichola.
About 6 years old, A boy. :)


--------------When Joaquim has a new brother--------------

Sigh... "My brother...."
"And you aren't happy?"
"Why should I be? He screams all day, which my father says is cute. But when I try it, he slaps me on the head. This is the pits, I wanted a bike, not a brother"
"You're doomed."


;))

Le Petit Nicolas (Little Nicholas) is a French children's book. It was created by René Goscinny and illustrated by Jean-Jacques Sempé and it was published for the first time on March 29, 1959.
In 2009, it published as a film.