Rabu, 24 Agustus 2011

Teori Demotivasi vs Motivasi



Mengenai Teori Demotivasi sebagai Motivasi
Oleh @empap ni'am rouf azzaki, 23 Agustus,
- kontradiktif adalah, ketika kamu adiktif pada sesuatu (atau seseorang) tapi menahan-nahan diri, agar ketersediaanmu menjadi lebih berarti, (1)
- jadi keberhargaan sesuatu (atau seseorang) bisa bernilai berbanding terbalik dengan nilai keberhargaanmu, sesuai variabel penyeimbang (2)
- yaitu tingkat ketergantungan dan pengendalian diri menahan adiksi, (3) *twituwoopooooo,
- makin suka kamu sama orang, makin sering kamu tersedia buat dia, makin gak berharga kamu buat dia, makin gak seneng orang itu sama kamu, (4)


Dilanjutkan oleh @failasufakarima (edited) 23 Agustus
-justru nindas itu enak dan perlu untuk keseimbangan->orang kok baek mulu, sini deh, kadang perlu negatif. Sebagai penyeimbang. Biar sudut pandangnya lebar.
(Namun, ada juga batasan kenegatifan, yaitu, Kitab Suci.) Haha. Sok kece beriman… Tapi bener lho…


Penjelasann Teori butir nomor 2: 
Variabel penyeimbang. Berbanding terbalik. Keseimbangan selalu ada elemen Positif dan Negatif. Baik dan Buruk. Malaikat dan Setan. Miskin dan Kaya. Dan seterusnya. Ingat, Allah aja menciptakan Surga dan Neraka. Seimbang kan? Jadi kita tiru dong konsep yang diciptakan Tuhan kita. Ya kan?

Manusia perlu hidup seimbang demi keseimbangan batin dan jiwanya. Jika ia tak seimbang, dia akan terjerumus ke jurang kenistaan, kegalauan, dan ketikdakjelasan. *Melas pokoke


Penjelasann Teori butir nomor 1: 
Jangan terlalu kecanduan sama sesuatu (atau seseorang) dan nempel-nempel terus. Alangkah baiknya jika kamu sekalian mampu menahan-nahan diri seperti teori tarik ulur layangan (berasal dari anonym), jika ingin menjadi berarti dan berharga.
Lebih baik jadi orang cool kan? Berasa lebih keren mirip artis. Biasanya juga, orang-orang cool lebih banyak penggemarnya disbanding dengan orang yang terlalu rewel, nempel, dan kecanduan tanpa pengendalian diri yang tinggi.
Oleh karena itu, muncul lah Teori Motivasi dari Demotivasi (Teori Keseimbangan) agar kalian tidak terperosok ke jurang yang curam. Demotivasi dimunculkan agar kalian termotivasi untuk menjadi sukses. Menjadi manusia cool yang nantinya juga akan membuahkan hasil pada saatnya. Menjadi orang cool itu keren lho…


Penjelasann Teori butir nomor 3:

Jika ketergantungan seseorang itu tinggi, maka berdasarkan teori keseimbangan, tingkat pengendalian diri menahan adiksi rendah. Kesimpulannya, jadilah manusia cool… Manusia cool itu biasanya, pengendalian dirinya rendah, karena dia sudah biasa untuk cool, cuek. Dia memperhatikan banyak namun tidak terlalu banyak beraksi yang tak perlu. Cukup lakukan seperlunya serta tidak perlu terlalu banyak mikir.


Penjelasann Teori butir nomor 4:
Jangan nempel-nempel deh… Beneran. Bisa menimbulkan gilo, ga respek, dan mencampakkan. Karena orang kira, kamu itu orang yang terlalu ga ada aktivitas yang laen atau bisa disebut, hidupmu hanya berkutat nempel-nempel saja. Dan juga kamu akan sangat mudah dianggap sebagai manusia yang mudah diraih. Ga asik ah! Terlalu mudah diraih. Ga asik!

3 komentar:

  1. suka aku sama bahasanya mbak, mudah dimengerti, sehari hari tapi masih bisa disebut kalimat, hehe.ak ga bisa kayak gitu. sama percakapan dan pertemuan kalian itu lho, ihiy, jodoh ya mbak? ckckc

    BalasHapus
  2. @rahma: monggo kl suka. alhamdulillah kl bs menghibur... hahahhaa.
    ah, itu jodoh takdir, kayae bukan jodoh pasangane deh.. itu temen ae yo... Ntar aku dikampleng anaknya kl aku bilang kami jodoh. Ketemu jg baru sekali, itu tok.

    @Ulfa: Nyambung opo o? Iku lho podo2 ITS karo awakmu Ulpeh...

    BalasHapus