Dengarkanlah... Cerita tentang Nyonya Kesepian Si Mata Nyalang
"Matamu, mata nyalang!
Sungguhpun Nyonya Kesepian Si Mata Nyalang Tanpa Kekang."
"Wahai Tuan Kesepian Tanpa Kutang.
Aku di sini. Aku sudah tak nyalang lagi. Hanya mampu melintang dari ujung depan hingga belakang hitam lekam bak pecalang."
"Pecalang-pecalang pembawa parang yang akan berperang? Oh, mereka datang!
Bulan bengkak pun kalah dengan nyalang matamu. Tak usah gusar pada para pecalang berseragam perang pembawa parang.
Matamu, mata nyalang!
Kanan kiri depan belakang."
Arang jaran kepang, menyalak-nyalak kencang menang.
"Pecalang-pecalang datang berparang mau perang!"
"Pandanglah mataku,
Hai Nyonya Kesepian Si Mata Nyalang!"
"Tidak!
Pecalang-pecalang datang berparang mau perang!
Aku takut. Mereka bawa pasukan. Lihat! Mereka
sudah menggedor-gedor pintu!"
"Tenang. Pecalang akan mati! Kita menang!
Lalu setelah itu, mari tuang arak, hai,
Nyonya Kesepian Si Mata nyalang!"
"Tidak! Mereka datang! Pecalang berparang mau perang!"
"Kau suruh saja kucing-kucing berkaki congklang di atas ranjang, keluar menyerang."
"Tidak! Mereka pasti akan roboh."
"Wahai Nyonya Kesepian Si Mata Nyalang. Kucing-kucingmu hebat. Pecalang-pecalang pembawa parang yang mau perang, akan bernasib malang. Sungguh."
"Tidak. Kucing-kucing berkaki congklang itu akan roboh.
"Tenang. Pecalang akan mati! Kita menang!
Lalu setelah itu, mari tuang arak, hai,
Nyonya Kesepian Si Mata nyalang!"
"Tidak! Mereka datang! Pecalang berparang mau perang!"
"Kau suruh saja kucing-kucing berkaki congklang di atas ranjang, keluar menyerang."
"Tidak! Mereka pasti akan roboh."
"Wahai Nyonya Kesepian Si Mata Nyalang. Kucing-kucingmu hebat. Pecalang-pecalang pembawa parang yang mau perang, akan bernasib malang. Sungguh."
"Tidak. Kucing-kucing berkaki congklang itu akan roboh.
Tidak! Mataku sudah tak nyalang lagi. Mataku
sudah tenang. Tak mempan."
"Goblok! Matamu masih nyalang! Aku sudah datang dan MATAMU MASIH NYALANG! Sudah, segera suruh kucing-kucing congklang di atas ranjang memburu pecalang!"
"Tidak! Aku bilang tidak. Kasihan kucing-kucing congklang di atas ranjang!"
"PERSETAN. MATI KAU! Aku butuh matamu, mata nyalang. Aku tak ingin mati diserang pecalang."
"Goblok! Matamu masih nyalang! Aku sudah datang dan MATAMU MASIH NYALANG! Sudah, segera suruh kucing-kucing congklang di atas ranjang memburu pecalang!"
"Tidak! Aku bilang tidak. Kasihan kucing-kucing congklang di atas ranjang!"
"PERSETAN. MATI KAU! Aku butuh matamu, mata nyalang. Aku tak ingin mati diserang pecalang."
Kucing-kucing berkaki congklang di atas ranjang mengeong-ngeong, kencang.
Terdengar jerit lengking suara perempuan, Nyonya Kesepian Si Mata Nyalang.
Nyonya Kesepian Si Mata Nyalang kini berganti Tuan Kesepian Si Mata Nyalang.
Pecalang-pecalang pembawa parang yang mau perang masuk menyerang.
Kucing-kucing berkaki congklang balik menyerang.
Mari, tuang arak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar