Minggu, 25 Januari 2015

Telepon


Telepon berdering tak henti-henti. Dering yang tanpa ujung. Hening. Berdering lagi. Mengganggu tidur.
"Halo."
"Fel, wes maem?"
Fela mengangguk.
"Fel, wes maem?"
Fela mengangguk lagi.
"Fel, wes maem durung? Kok ket mau tak takoni ra njawab?"
"Kan aku wes njawab."
"Njawab opo?"
"Aku wes ngangguk yo..."
Hening di kejauhan. Lantas halilintar menggelegar,
"Iki kan neng telepon. Aku yo ra reti nek kowe ngangguk."

Seharusnya anggukan atau gelengan antar saluran telepon sudah bisa terbaca dari jauh. Seharusnya manusia lebih banyak mendengarkan dan membaca pertanda. #ikingomongopotoyoh *percakapan sembilan tahun silam. *ra ono hubungane karo foto kucing. *tapi kucinge lucu. *pemanasan nulis, nulis cerpen sik tokohe ra kongret.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar