Kamis, 20 Maret 2014

Because I'm Happy!


Happy-Pharrell William


BECAUSE I'M HAPPY!
Clap along if you feel like a room without a roof
Because I’m happy
Clap along if you feel like happiness is the truth
Because I’m happy
Clap along if you know what happiness is to you
Because I’m happy
Clap along if you feel like that’s what you wanna do



Because I'm Happy! Yes! I'm Happy. Bahkan sering senyum-senyum sendiri. Sebelum tidur senyum, buahaaaagiaaaa! Bangun-bangun senyum, di kantor (lagi ga ada orang) nari-nari sendiri. Dan saya senang melihat orang-orang di sekitar bahagia. Ada yang mendadak dapet doorprize motor. Ada yang mendadak bisa bayar hutang. Ada yang mendadak bisa jalan-jalan keliling Jakarta via KRL. Ada yang bahagia karena bisa membuat orang lain tertawa. Because I'm Happy! Enak ya, happiness just into you, dan bisa disebar-sebarin hawa bahagiannya. Bahagia itu menular, kawan! Ha njajal to kowe bahagia, kan seneng bisa nulari sekitar... Cobaen wae... Trust me! It works!




Because I'm Happy!
1. 14 Maret 2014, "Sisuk tak enteni neng halte Penvil yo, jam 11, sik rapi, sik akeh ngguyune, ojo botak, ra lucu!" send to Matthew Wilson.
15 Maret 2014. Setidaknya walaupun saya terjatuh njlungup di trotoar pinggir jalan karena wedges yang saya pakai kondangan, saya berhasil membuat Wilson tertawa terkekeh-kekeh berkali-kali tanpa henti bahkan sampai saya memintanya untuk berhenti tertawa, ia masih sulit untuk tidak tertawa. Dan ia menirukan cara saya terjatuh. :| Walaupun saya terjatuh dan malu (o tenang, saya tak sampai jatuh lecet-lecet), keinginan saya terkabul. WILSON TERTAWA. HAHAHHAHAHA. Saya bahagia melihat Wilson tertawa dan kepalanya tidak botak. HAHAHAHAH. Gitu. WILSON? TERTAWA! HAHAHHAHAHA.


2. Akhirnya saya bisa melepas wedges saya setelah membeli ankle sneaker. Atau andaikata saya membeli sandal jepit swallow pun, pasti akan berhasil membuat saya bahagia. Karena rasanya saya bisa bebas, jalan cepat, lari, lalu terbang. Eh ternyata teman saya Mem yang memakai wedges ketinggalan karena saya berjalan terlalu cepat. Haha! Saya bahagia karena bersepatu flat sehingga saya tidak membuang waktu. Saya rasa Jakartarians (apeu, Jakartarians?) emang paling cocok pakai sepatu flat. Biar jalannya cepat ga ngabisin waktu di jalan dan bisa mengurangi kemungkinan kesrempet kendaraan di pinggir jalan, karena selain trotoarnya yang dimakan pengendara bermotor dan juga banyak terdapat lubang, kalian Jakartarians akan memiliki kemampuan jalan cepat juga kestabilan kaki dalam menghindari penyerobotan trotoar ini.
Sepatu saya baru. Haha! Ayo jalan lagi, biar bisa pakai sepatu baru.

3. Bahagia itu sederhana, mensyukuri nikmat sampai sedetil-detilnya. Seperti, merasakan apapun yang ada di sekitar kita. Coba rasakan kamu bernafas pelan dirasain udaranya masuk menyentuh bulu hidung. Coba juga sentuh batang pohon lalu raba dia sampai kamu merasakan geli pada teksturnya, jangan lupa peluk dan cium pohon itu! Ini serius. Saya dikasih tau tips ini oleh Adinda Diaz Adyasari setelah baca artikel psikologi. Ternyata kembali ke alam bisa membangkitkan rasa syukur dua kali lipat.


4. Bangun pagi subuh tidak telat, dan rasakan sholatmu dengan sangat mendalam, sujudmu. Lalu diikuti mengaji. Bahkan ketika pikiran saya amburadul, biasanya saya mendengarkan rekaman mengaji saya. Hahaha. Berguna juga kok ngerekam ngaji-ngaji sendiri, emang tujuannya buat itu, bisa didengerin di mana-mana dari HP. I'm Happy! Dan pulang kantor menikmati angin berhembus juga melihat langit meng-orange... Terkadang, juga masih bisa melihat matahari kuning telor.


5. CHANGE SOMETHING! Dulu-dulu ga ada keyboard di kamar saya. Sekarang ada! Haha. Ouwyeaaahhh~ Dan mengobrak-abrik masa lalu, eleuh.. Maksud saya, kembali ke HOBI-HOBI lama yang sudah tak tersentuh. Luluran. HHAHAHA. Dan menikmati mandi dengan nikmat, ya asal ga pas jam padat antri mandi aja sih. Potong rambut, ubah gaya rambut, warnai rambut! Yihaaa! Rapikan kamar biar ga sepet matamu. Pergi Jalan-jalan naek KRL atau TJ, jalan kaki sambil mendengarkan musik pake earbud atau headset kesukaanmu, atau mengobrol dengan para stranger dan nikmati momen dan potret! Bisa juga dengan menyanyi, menonton teater atau konser musik, atau nonton wayang! Atau sarapan di tempat baru yang hijau dan segar sambil menyantap roti dan telur diiringin secangkir kopi dan sekeping biskuit. Jalan-Jalan rame-rame dan karokean karo sampean karo kae atau karo kowe. Menari-nari menggoyangkan badan mengikuti alunan musik, and see? You're Happy! Memasak dan orang-orang suka masakanmu. I'm Happy! Dan sekali-kali, setahun sekali, pergilah ke tempat yang belum pernah kamu kunjungi.


6. Berbicara dengan kawan, mengenai mimpi dan angan. Misalnya, seperti impian prewedmu. Hahaha. Dan saya sudah merencanakan konsep prewed saya sendiri yang kalau saya membayangkannya sendiri, bisa bikin senyum-senyum bahagia.  Saya, Ajeng, dan Mas Dekky (yang notabene pendiam dan berumur sudah cukup matang, ternyata ia menyimpan banyak foto prewed! Hahahah. Nangis-nangis bahagia terharu sekaligus takjub. :O) sejak kemarin sore membahas satu-satu konsep prewed-nya. Ajeng anak gahulnya Bali (wuopoooohh) suka pake short-skirt sedengkul, kaos, dan tas ransel lucu, pokoknya kasual punya. Sedangkan mas Dekky dengan konsep menyatu dengan alam, luluran lumpur, gulung-gulung di lumpur, naek pohon, maen layangan, nyabuti rumput, dan lain-lain, pokoknya yang lokasinya alam banget lah!) Sedangkan saya... Here we gooo...




Saya terinspirasi oleh jatuhnya saya yang ditertawakan Wilson hingga ia terpingkal-pingkal. Katanya, "Ekting tibomu natural beud." Maka saya ingin membaliknya. :)))) Jatuh itu antara memalukan dan konyol, bisa bikin tertawa bahagia. Setidaknya tidak sampai jatuh yang sakit dan terluka. Jadi gini,
Proporsinya bakal Potrait kayaknya. Di sisi kanan, ada 5 bestman cowok berdiri jejer-jejer pake atasan berskap lurik bawahan batik dan ada kerisnya, semua punggung menghadap kamera, mereka semua wajahnya menoleh ke samping kiri sambil menatap sinis iri, ke arah 1 penganten pria (posisi center border potrait). Penganten pria yang pakai pakaian adat jawa tengah, hitam-hitam, keluar dari barisan 5 bestman pria lalu lari ke arah saya. Dan tiba-tiba dia keslimpet bawahannya, lalu terjatuh! Nah, momen motretnya ini pas ketika penganten lelaki keslimpet, terjatuh, berusaha menggapai saya yang masih jauh di depannya sembari memanggil nama saya. HAHAHAHHA. Dan gagal dong! Ia tetap terjatuh, kan saya masih jauh di depannya. Nah, jadi momen jepretnya ini pas penganten lelaki terjatuh sebelum jatuh-tuh ke tanah. Jadi biar keliatan ekspresinya itu, mukanya. Muka usaha biar ga terjatuh. Hahahahaha. Saya foreground di sebelah kiri menghadap kamera tersenyum noleh dikit ke arah penganten pria yang terjatuh. Dan senyum yang menahan malu, "duh bojoku... meh difoto kok ndadak tibo barang..." dan masih membawa kembang. Haha! Kira-kira kayak gini ini posisi saya, foreground kiri depan, ya tapi saya ga secantik itu lah... :))) 


Dan yang bikin saya senyum-senyum sendiri itu, ga nahan lucunya pas jatuh. :))) Nah, sesi motret jepret kan ga mungkin cuma sekali doang kan ya, apalagi ini model yang freezing, bisa diambil berkali-kali. Sehingga, ekting jatuhnya bojoku ini juga bisa berkali-kali. Hahahhaha. Kesian. Kira-kira, ada ga ya yang mau ekting jatuh berkali-kali itu? :)))) Kesian rek.


Atau dibalik posisinya juga boleh, haahhahaha, lima bridesmaid, dan yang terjatuh adalah saya. Foroground kirinya penganten prianya. What was I thinking when I write this? Tapi lucu juga. X))))) Tapi emoh ah, yang laki aja yang jatuh. Hahahaha.
Gimana, kebayang penggambaran konsep foto prewed imajinasi saya? Dan inilah yang membuat saya sebelum tidur bisa tersenyum. :))))))


Selesai. Saya senang berbagi kebahagiaan dan melihat orang-orang sekitar bahagia. Dan saya senang bisa membuat orang tertawa. Hahahaha. Eniwei, enak kan lagunya Happy-Pharrel Willliam itu? Seharian saya setel. :)))) Juga lagunya Brave-Sara Bareilles. 




Jadi, bagaimana dengan konsep prewedmu?

11 komentar:

  1. :)))))))))))))))))))))))))))))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huhahahahah kurung tutupnya sambe antri berderet, jadi mirip ulet.

      Hapus
  2. Melihat matahari itu happiness!!! Bener. Pake banget. Sehari2 gloomy dg angin winter yg ga kunjung hilang, ngebuat kuning telor matahari jadi salah satu indikator bahagia hahaha langsung piknik di padang bunga. Back to nature. Tenang banget hidup rasanya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahhahha sini pulang, siniii... Biar anget. Itu di sini juga kita kayak memimpikan hujan salju, :))))

      Hapus
    2. Di sini juga memimpikan hujan salju :') *nasip salah tahun kedatangan*

      Hapus
  3. Hahahahasem..opo iki...sebut merk kowe yo..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaa opo arep tak sebutke umur sisan mas? šŸ˜Š

      Hapus
    2. Jangan kasian dekky, dia kan temen baikku, jadi saya membelanya. (?)

      Hapus
    3. Jadi, DK itu temennya Dekky ya? :O baru ngerti teori itu. DK itu kepanjangan dari apa? Denpasar-Karangasem 3 jam?

      Hapus
  4. Happiness is the power of life. Lebih lagi kalau bisa jadi mesin bahagia untuk banyak orang. :)))
    Truly it works, merasai udara yang mengalir melewati bulu hidung, merasai air yang menyentuh kulit waktu mandi, merasai setiap kerdipan mata (dan mungkin beleknya), dan merasai tekstur-tekstur apapun yang tersentuh tangan kita itu menumbuhkan syukur, yoi! Syukur itu generatornya mesin bahagia. Setelah nyebut, "Matur nuwun, Gusti", lalu harus segera didistribusikan, lewat senyum dan tawa.
    Eh, jenengku kok dadi Adinda Diaz Adyasari? :D

    BalasHapus