Sabtu, 31 Mei 2014
Rabu, 28 Mei 2014
Tanya
"Aku sudah biasa bangun pagi."
"Mengapa kau bangun pagi sekali?"
"Mengapa kau selalu menanyakan mengapa?"
"Ah sudahlah. Tak penting. Aku sudah tau jawabannya."
"Apa?"
"Mengapa kau bertanya balik kepadaku, aku sudah tau jawabannya."
"Iya. Apa?"
"Kau menyindirku, ya?"
"Menyindir apa, ya?"
"Kau ini. Aku lapar. Kita makan saja lah."
"Berbicara denganku selalu membuat jam laparmu datang lebih pagi, benar begitu?"
Kedua lelaki berbadan sangat atletis itu lantas bergegas melenggang keluar tanpa mengunci pintu kamar sewa murahan mereka.
"Hei, sebenarnya aku tak tau jawabannya," lelaki pertama berkata lirih di belakang lelaki kedua yang berjalan lebih dulu menuruni tangga.
"Aku juga tau kau tak tau jawabannya."
-------- selesai --------
Selamat pagi!
Dan sampai jumpa! Tok-tok!
Ngomong-ngomong, saya suka pagi dan tak ingin kehilangan pagi.
Label:
Celoteh
Selasa, 27 Mei 2014
Tersenyum
"Karena aku senang melihat orang tersenyum. Maka aku suka sekali tersenyum."
"Oh. Hanya itu saja alasannya?"
"Tidak."
"Lalu?"
"Karena, aku suka tersenyum, aku suka tersenyum, dan aku suka sekali tersenyum! Aku semakin senang tersenyum."
"Oh. Oke. Ngomong-ngomong, berapa umurmu?"
Ia menoleh ke belakang, matanya cermat berkeliling mencari-cari, dan akhirnya ia berhasil menemukannya. Lantas si gadis berteriak, "Ibuuu... Ibuuu... Berapa umurku sekarang, Ibu?"
(foto nyomot dari akun twitter siapa lupa, classicpic kayaknya)
NB: tulisan ini saya buat karena terinspirasi oleh kata-kata Ayi Prahmahita Rayi yang sedang berulang tahun hari ini. Dan berhasil membuat saya menulis pendek hari ini. Sakses dan Happy B-day 26! Kembali berkarya dan menginspirasi. Inspiraception. Inspiration Inception. :))))) heleeuuhh~
Label:
Celoteh
Sabtu, 24 Mei 2014
In Love With You. You. You.
Label:
Celoteh
Selasa, 20 Mei 2014
Kamu Lucuk dan Kamu Manis!
Hae,
Saya senang memasak dan memasak banyak untuk kawan-kawan.
Saya senang ikan patin.
Saya senang dimasakkan ikan patin juga.
Saya belum bisa memasak ikan-ikanan.
Engkau menjawab, "Aku bisa memasak ikan-ikanan dan daging-dagingan."
Esok, engkau memasak ikan patin.
Terima kasih sudah memasak ikan patin. :]
Tawamu renyah seperti krupuk.
Sekali lagi. Saya senang ikan patin.
Saya senang memasak dan memasak banyak untuk kawan-kawan.
Saya senang ikan patin.
Saya senang dimasakkan ikan patin juga.
Saya belum bisa memasak ikan-ikanan.
Engkau menjawab, "Aku bisa memasak ikan-ikanan dan daging-dagingan."
Esok, engkau memasak ikan patin.
Terima kasih sudah memasak ikan patin. :]
Tawamu renyah seperti krupuk.
Sekali lagi. Saya senang ikan patin.
Label:
Celoteh
Senin, 19 Mei 2014
Engkau.
Engkau wes mati yo?
Matimu tak bernisan.
Saya anggap begitu saja.
Begitu lebih baik.
Eh, mana kopi? Saya tadi baru saja beli macam kopi banyak sekali. Saya seduh semua di banyak cangkir. Kok sekarang tak nampak. Kemana perginya kopi-kopiku?
Wah, saya melupakan sesuatu. Pantas tak berhasil kutemukan nisanmu, wong namamu pun, saya lupa.
Engkau wes mati. Mati tak bernisan. Saya anggap begitu saja. Begitu lebih baik.
Label:
Celoteh
Kompor
"Kalo ga aneh, ga Fela. Kemaren keyboard. Kadang nulis blog, juga cerpen. Sekarang lagi demen ngelukis. Kemarennya lagi ngotot beli sepeda dan beli, sekarang eh sepedanya dinganggurin... Besok apa lagi?" ujar Dodik.
"Yah begitulah cara Fela menikmati hidup," sahut Dimas.
"Ya guwek kan bosenan. Mumet mainan satu, lari ke mainan lain. Ga betah kalo nongkrong-nongkrong kayak gaya lu..." jawabku.
"Mbak, badminton yok! Tuku raket. Rame-rame," kata Boby.
"Wah, kompor nih.. Beli raket? Wah ntar sepedaku gimana dong? Makin tercuwekin ga sih? Tapi boleh juga tuh," kataku mengiyakan dalam keragu-raguan.
"Besok beli sepatu, kaos Yonex sekalian Fel.. Kumplit sekalian Fel.. Yang penting gaya! Cara bermainmu yang plidat-plidut, nomor sekian. Pokoknya dah mengedownkan mental lawan duluan," kata Dimas ngawur.
"Besok habis itu ngompori pak kost buat ngasih kita meja pingpong," tambah Boby.
Dasar tukang kompor!
Label:
Celoteh
Hei Bro,
Hei Bro, elu masih baca-baca blog guwek kagak?
Eluk di sana apa kabar? Guwek bahagia bro. Alhamdulillah. Baik-baik ajeeee... Hellyeaaahh~
Label:
Celoteh
Selasa, 13 Mei 2014
Pamungkas!
Sedikit-sedikit, mimpi saya kesampaian.
Setahun lalu, saya punya keinginan untuk jalan-jalan ke tempat lokasi-lokasi syuting film The Fall. Ya salah satunya di ubud Bali. Ini belom kesampean, tapi setidaknya saya akhirnya ke Bali (lagi) telah akan ke ubud dan gagal. Lain kali akan saya coba, lagi. Saya pantang menyerah. Dan kunjungan selanjutnya harus sampai Ubud.
Pemilik sebelumnya, Nova Putra Pamungkas, dan Pamungkas. Sekarang keyboadnya jadi anak adopsiku, namanya Pamungkas. :] |
Setahun lalu juga, saya mbatin, "pengen keyboard bagus sekalian," dan Minggu lalu, tepatnya 11 Mei 2014. Keyboard Yamaha DGX 530, 88 keys, sampai di kosan saya... X)))))) BAHAGIA. Apalagi keyboardnya adalah adalah keyboard lungsurannya Nova, X)))))) Pasti banyak sidik jari Nova di situ. Well, oke, ga penting. Bukan gitu sih, dapet lungsuran dari orang yang mbok fans-i itu sesuatu banget, kan? Gitu deh rasanya... Ya, dari jaman ra enak, saya kan sudah seneng sama Nova sepaket, orangnya dan permainan keyboardnya. =.]
Dianterin sekalian sama pemilik sebelumnya, kawan sekampus saya sendiri yang absennya pas di depan saya. 32224. Saya, 32240. Saya jemputlah double Pamungkas dari Jogja ke Jakarta buat mbawa keyboard sepanjang 135 cm itu dari kantornya Nova Jogja, dan berangkat dari Jakarta ke Jogja via kereta, dan dari Jogja ke Jakarta lagi via kereta lagi. Kali ini, makan empat kursi. Dua untuk keyboard dan dua untuk kami. Keyboard di kereta berfungsi juga sebagai meja mendadak kami.
Akhirnya sampai juga... kesampean, akhirnya... Ahhh... Bahagianya, enak mainnya... Enak di kuping juga karena pada akhirnya saya udah ga mainin keyboard poliponik lagi, keyboard (katanya) 54 keys yang dibeliin bapak tahun 2004 yang entah merknya apa juga saya kurang ngeh. Haha.
Tapi tak sampai di situ, saya sedih juga, Nova harus menyerahkan keyboardnya kepada saya yang belom selancar Nova. Barang kesayangannya terambil orang. =,{ Dan Nova belom beli keyboard lagi, nanti dia main apa dong? Katanya sih, dia mau mainan gitar dulu... Dan dia belom punya gitar. Katanya lagi, bosnya dan Abimanyu juga akan beli gitar. Haha. Nebeng maen. Nah, pasti kantornya Nova sepi juga (kalo bosnya belom beli gitar) udah ga ada keyboard itu lagi di kantornya Nova, pasti banyak orang yang patah hati, keyboardnya saya ambil. Saya bikin banyak orang patah hati. Lantas, ketakutan saya menggelepar lagi, si Pamungkas akan teriak-teriak pengen mbalik ke tangan Nova lagi.
Sebelum Nova pulang ke Jogja pisah dengan keyboardnya, dia sempet main sebentar lagunya Petra Sihombing, Mine. Welldone! Selesai. Ahhh... Pisah akhirnya dia sama keyboardnya. Keyboardnya nangis. Novanya patah hati. Kaaannn... Nova baek sih, biar keyboardnya gek ndang sampe di Jakarta, di kamarku, biar saya cepet bisa maen... Padahal kalo udah di Jakarta, Nova ga bisa maenan keyboardnya lagi.
Sebelum Nova pulang ke Jogja pisah dengan keyboardnya, dia sempet main sebentar lagunya Petra Sihombing, Mine. Welldone! Selesai. Ahhh... Pisah akhirnya dia sama keyboardnya. Keyboardnya nangis. Novanya patah hati. Kaaannn... Nova baek sih, biar keyboardnya gek ndang sampe di Jakarta, di kamarku, biar saya cepet bisa maen... Padahal kalo udah di Jakarta, Nova ga bisa maenan keyboardnya lagi.
Pesan terakhir Nova, "Kowe sinau tenan loh fel... Sik serius."
"Iyo. Aku ngerti Nov... Barang kesayanganmu tak rawat baik-baik dan saya tak akan mengecewakanmu, cemungudh latihan! Walo mungkin endingnya cara kita bermain berbeda..." batinku. Nova mainnya lembut banget, kayaknya bagi saya, susah dapetin feel selembut itu...
Daaaahh Nova~ Cepetan beli keyboard baru lagi. Sedih juga dadah-dadah sama Nova, semacam... Ditinggal lagi, ga ketemu lagi, ketemunya bakal lama entah kapan. Kayak pas ditinggal Abimanyu dkk kemaren. Lama ga ketemu, ketemu ming saknyuk, trus ilang lagi dia. Pulang. Perpisahan memang, ahhh...
Ini double perpisahan. Nova pisah sama keyboardnya
—saya kalo jadi Nova pasti patah hati pisah sama keyboardnya.
Kedua, dan saya harus bilang dadah lagi sama Nova, berasa dapet dua kesedihan yang mendalam dalam waktu yang bersamaan.
—saya kalo jadi Nova pasti patah hati pisah sama keyboardnya.
Kedua, dan saya harus bilang dadah lagi sama Nova, berasa dapet dua kesedihan yang mendalam dalam waktu yang bersamaan.
How lucky I am to have something that makes saying goodbye so hard. — A.A. Milne
Label:
Celoteh
Selasa, 06 Mei 2014
I Hate
I hate Cileungsi
I hate Cibubur
I hate Cilandak
I hate Bogor
I hate Boyolali
I hate Sukabumi
Terserah guwek kan, mau ga suka sama nama apa?
Terserah guwek kan, mau ga suka sama nama apa?
Label:
Celoteh
Jumat, 02 Mei 2014
Tangga
Tangga.
Selain sisi biutiful vokalis Tangga yang kulitnya aduhai eksotisnya, juga suaranya yang enak, duh lupa, siapa namanya? Yang mantannya Raisa itu loh... Ah yaitu deh...
Sesungguhnya, dalam bentuk lain tangga, saya sangat benci tangga. Saya takut ketinggian dan pasti takut jatuh. Njomplang ke belakang ketika naik juga njlungup atau terpeleset ke depan ketika turun. Namun, apa boleh dikata, keadaan memaksa saya untuk naik tangga dan turun tangga setiap hari bahkan dalam keadaan terburu-buru saya tetap harus melewatinya. Begitupun dengan hidup.
Ketika kita tidak menyukai sesuatu atau menakuti sesuatu, toh kita harus tetap melaluinya. Kalau enggak, ya berdiri aja deh di tempatmu itu terus. Ga kemana-mana. Bisa-bisa elu mati berdiri di situ.
Next destination, karena saya takut menabrak batu, sakit kejedot, next level... batu nias! Saya akan melakukan lompat batu nias! Hahahaha.
Oh, well, just kidding, tapi siapa tahu? Possiblity is always be here, in my heart. Hakcuih.
Label:
Celoteh
Langganan:
Postingan (Atom)