oleh Failasufa Karima A.N.
Besok adalah hari Jumat, 15 November 2012. Dalam kalender Islam artinya tanggal 1 Muharram 1434 Hijriah. Dalam kalender Jawa artinya tanggal 1 Suro―yang kadang dikeramatkan. Dalam kalender negeri Indonesia artinya tanggal merah. Merah yang dinanti. Merah yang berhenti, grak!
Hari ini, aku bangun terlambat. Sebenarnya
memang sudah biasa untuk bangun terlambat. Atau memang selalu sengaja untuk
bangun terlambat. Keadaan pun seperti biasa. Selalu ada buku yang terbuka
halamannya, di samping laptop di atas meja. Selalu ada gunungan cucian di
belakang pintu. Dan selalu ada buah naga dan susu kedelai di atas rak sepatu
telah siap sebagai sarapan pagi―setelah minum segelas air putih, menyisir
rambut, dan gosok gigi.
Namaku Suharini. Kata bapak ibuku, arti
namaku adalah kebaikan hari ini. Su artinya baik. Harini adalah singkatan dari
hari ini. Jadi, hari ini selalu baik. Hari ini. Ini. Ini. Setiap hari selalu
baik. Entah mengapa aku anak tahun 1989-an, masih saja dinamai dengan awalan
Su, dan hanya satu kata. Suharini. Hanya itu.
Ibuku tak pernah mengajari untuk
berbohong. Bapakku pun tidak. Mereka berdua sangat melaknatnya. Apalagi Tuhan.
Ia melarang keras ajaran kebohongan. Dan aku pun malas untuk dikatai munafik
atau pembohong. Namun, aku manusia. Sering sekali khilaf. Aku memang tak gemar
berbohong. Namun aku sungguh gemar mencari celah untuk menciptakan kalimat umum
sehingga menghasilkan banyak tafsiran.
Tok tok tok. Tok tok tok TOK. TOK. TOK.
TOK. TOK. TOK.
“Har, Har, tangi Har! Jam wolu Har...” Taufik
mengetuk pintu kamar sembarangan seenak udel. Tangan tak
bertanggung jawab.
Kaget. Mataku terbelalak lima detik untuk
menengok pada jam HP di sudut meja―sekarang HP bermultifungsi, jam dinding dan
weker dimerger ringkas ke dalam sepaket mobile phone. Lalu. Sialan.
Ia membohongiku. Sekarang jam 07.02 WIB. Alarm berjalan itu berhasil
membangunkanku satu jam lebih pagi daripada biasanya. Aku tidur lagi. Tidak.
Tidak jadi. Aku teringat pekerjaanku yang belum selesai. Kurang tiga bab
terakhir lagi, selesai.
08.25 WIB :
Tujhe dekha to yeh jaana sanam...
Pyar hota hai deewana sanam...
Alarm Pengingat berbunyi. Memang sengaja
agar bunyinya norak seperti itu―norak-norak merdu. Biar minta kuperhatikan.
Begitu konsepnya. Bertuliskan: